Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Populer: Jubir BUMN Tegur Ahok; Erick Thohir Sebut Direksi Lagi Pada Stres
29 November 2021 6:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengkritik pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal banyaknya kontrak BUMN yang sangat merugikan termasuk di Pertamina. Kabar tersebut menjadi berita populer pada Minggu (28/11). Selain itu, ada juga berita soal Erick Thohir yang menyebut banyak direksi BUMN stres.
ADVERTISEMENT
Berikut, kumparan merangkum berita terpopuler sepanjang Minggu (28/11).
Arya Sinulingga Kritik Ahok
Jubir BUMN Arya Sinulingga mengkritik pernyataan Ahok. Arya menilai apa yang disampaikan oleh Ahok hanya mengulang apa yang pernah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir. Mulai dari peringatan agar proyek BUMN tidak menjadi bancakan korupsi, sampai terkait kerja sama BUMN harus menghasilkan win-win solution dan tidak boleh ada yang dirugikan.
Arya mengatakan, Kementerian BUMN telah memiliki lima transformasi yang seharusnya telah diketahui sekaligus menjadi acuan Ahok sebagai Komisaris Utama.
"Dan beliau sebagai Komut kan harus membicarakan itu juga di sesama komisaris di dewan komisaris. Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina menjadi komisaris merasa direktur gitu. Komut merasa Direktur jangan, harus tahu batasan-batasannya," kata Arya melalui keterangannya, Minggu (18/11).
Arya juga mengatakan agar Ahok ke depan banyak belajar dari apa yang setahun telah dilakukan oleh BUMN. Selain itu, Arya juga mempertanyakan apa yang melatarbelakangi pernyataan Ahok terkait BUMN tersebut. Dia menilai jika niatnya untuk memperbaiki BUMN khususnya Pertamina, Ahok harus mengikuti semua perkembangan yang dilakukan Kementerian BUMN.
ADVERTISEMENT
"Makannya kita agak bingung, Pak Ahok ini mungkin tidak mengikuti perkembangan yang ada di BUMN. Seperti kasus-kasus lah misalnya, berapa banyak itu direksi yang sudah kita laporkan," jelas Arya.
"Jadi sayang gitu Pak Ahok kok gak mengikuti perkembangan BUMN, tapi banyak bicara mengenai BUMN. Harusnya Pak Ahok lihat-lihat lah perkembangan BUMN, apalagi beliau komut di Pertamina," lanjutnya.
Sebelumnya, Ahok mengaku marah dengan adanya kontrak yang merugikan Pertamina dan malah menguntungkan pihak lain di luar BUMN. Dia pun meminta Pertamina mengoreksi semua kontrak merugikan ini.
Ahok tidak merinci kontrak apa saja yang ada di Pertamina yang merugikan perseroan. Namun, dia menduga ada mens rea atau niat jahat sejumlah oknum untuk mengambil keuntungan.
ADVERTISEMENT
Erick Sebut Banyak Direksi BUMN yang Sedang Stres
Menteri BUMN Erick Thohir mendesak para direksi perusahaan pelat merah agar bisa meningkatkan dividen. Salah satu caranya yaitu perusahaan BUMN harus bisa efisien dalam bekerja. Erick tidak menampik kalau permintaan tersebut kini membuat para pejabat BUMN tengah dirundung stres.
"Kita ini juga pasti direksinya sedang lagi stres-stres sama saya karena dituntut dividen, karena itu kalau dividen juga harus efisien," kata Erick Thohir saat acara Hari Menanam Pohon Indonesia, Minggu (28/11).
Selain dari dividen, Erick mengingatkan dana CSR juga harus efisien. Ia tidak mau dana CSR hanya berdampak kecil saja, tetapi harus menyasar yang lebih besar termasuk ke pendidikan dan lingkungan.
“Sehingga lingkungan hidup bisa jauh lebih baik. Pendidikan masa depan generasi muda kita di kala sekarang ada disrupsi digitalisasi yang juga menggantikan banyak lapangan pekerjaan karena ada robotik, ada AI,” ujar Erick.
ADVERTISEMENT
"Kita harus bangkitkan generasi muda kita capable siap perubahan ini dan tentu UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi kita," tambahnya.
Semula, Menteri BUMN Erick Thohir memproyeksikan laba perusahaan-perusahaan milik negara di sepanjang 2021 sebesar Rp 40 triliun.
Angka itu pun sebenarnya sudah tiga kali lipat dari perolehan laba BUMN pada 2020 yang cuma Rp 13 triliun. Tapi hingga kuartal III 2021, realisasi laba BUMN sudah jauh melampaui proyeksi tersebut, sehingga membuat Erick Thohir semringah.
"Dengan konsolidasi dari 108 ke 41 dan efisiensi, hasilnya bisa terlihat sekarang, 2020 itu Rp 13 triliun, hari ini kuartal III Rp 61 triliun. Artinya efisiensi dan transformasi perubahan bisnis proses terbukti BUMN berjalan dengan baik," ungkap Erick dalam Orasi Ilmiah di Universitas Brawijaya, Sabtu (27/11).
ADVERTISEMENT