Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Populer: Jusuf Hamka Tagih Utang Pemerintah; Garuda Minta Tarif Batas Atas Naik
21 Juni 2024 5:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka , kembali menagih utang pemerintah yang belum dibayarkan. Kabar tersebut menjadi salah satu berita paling banyak dibaca sepanjang Kamis (21/6).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada juga kabar tentang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang meminta tarif batas atas pesawat. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Jusuf Hamka Tagih Utang Pemerintah
Jusuf Hamka belum menyerah menagih utang pemerintah ke PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP). Rencananya bos jalan tol itu akan menemui pengganti Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto, pengganti Mahfud MD.
Jusuf mengatakan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) hari ini, Kamis (20/6), para pemegang saham mendesak agar perusahaan terus menagih utang pemerintah tersebut.
"Para pemegang saham meminta untuk segera menagih utang ke pemerintah. Disuruh terus menagih kepada pemerintah karena itu hak kita. Saya rencana mau menemui Pak Mahfud dan minta izin menemui Pak Hadi sebagai pengganti Pak Mahfud untuk minta bantuannya," kata Jusuf saat ditemui kumparan di kantornya, Kamis (20/6).
Pertemuan itu dijadwalkan pada pekan ini atau pekan depan. Jusuf mengatakan dirinya sudah menghubungi staf khusus Mahfud MD semalam.
ADVERTISEMENT
Jusuf Hamka bilang persoalan piutangnya itu sudah didengar oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Dia berharap piutang tersebut bisa dibayar di pemerintahan yang baru nanti.
"Sudah 26 tahun kami menunggu. Masa sih 5 tahun dalam kepemimpinan Pak Prabowo kita enggak berharap. Kita berharap, apalagi wakilnya anak muda," kata dia.
Garuda Minta Tarif Batas Atas Naik
Garuda Indonesia masih berharap Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera revisi tarif batas atas (TBA) tiket pesawat karena nilai tukar rupiah makin melemah. Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (20/6), rupiah pada pukul 16:30 WIB makin anjlok ke Rp 16.430 per dolar AS.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan dalam ketentuan TBA yang terakhir disesuaikan pada 2019 lalu, tarif berpatokan dengan nilai tukar rupiah pada level Rp 13.000 per dolar AS. Sementara kini, rupiah terus anjlok dan berada di level Rp 16.422 per dolar AS.
"Kalau TBA terus kita minta direvisi ya. Ingat, TBA itu di terakhir itu berbasis dolarnya Rp 13 ribu ya, jadi kita udah enggak cocok lagi lah costing-nya ya," kata Irfan di Jakarta, Kamis (20/6).
ADVERTISEMENT
Irfan bilang, pelemahan rupiah ini akan membuat biaya operasional perusahaan penerbangan seperti Garuda Indonesia Group membengkak. Lantaran banyak menggunakan dolar AS untuk pengeluaran, sementara pendapatan lebih banyak berbentuk rupiah.
Terlebih menurut dia, saat ini industri penerbangan juga tidak dapat menghindar dari dampak yang ditimbulkan oleh konflik geopolitik. Sehingga Irfan memandang relaksasi atau menaikkan TBA menjadi salah satu solusi yang dapat menambah margin industri penerbangan saat ini.
"Kita kan akhirnya juga kena dampak (geopolitik) dan ini bukan industri yang margin-nya gede sekali gitu kan. Jadi ya cost kita coba jaga, revenue kita juga minta ada relaksasi gitu kan. TBA dirilekskan lah, dirilekskan," tutup Irfan.