Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Populer: Kelas Menengah Turun Kasta; Pertamina Bantah Pertalite Dibatasi
1 September 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Target pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi sulit tercapai. Penyebabnya adalah penurunan kelompok kelas menengah yang mencerminkan lesunya perekonomian. Berita ini menjadi berita yang cukup banyak dibaca pada Sabtu (31/8).
ADVERTISEMENT
Target Ekonomi Indonesia Sulit Tercapai
Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira kontribusi kelas menengah terhadap perekonomian nasional sangat signifikan. Turunnya kelompok kelas menengah dapat berdampak pada turunnya konsumsi rumah tangga.
"Kelas menengah nya menipis maka efek ke konsumsi rumah tangga akan rendah tumbuhnya. (Pertumbuhan) ekonomi bakal sulit naik di atas 5 persen. Bahkan angka 5 persen pun sudah sangat bersyukur," katanya kepada kumparan, Sabtu (31/8).
Menurut data BPS, terdapat penurunan kelas menengah sejak 2019 dari 57,33 juta penduduk menjadi 47,85 juta penduduk pada 2024. Angka tersebut mengartikan penduduk kelas menengah berjumlah 17,13 persen dari total penduduk.
Hal ini diperburuk oleh tren penurunan pekerja sektor formal di kelompok ini. pada 2019 pekerja sektor formal pada kelompok kelas menengah sebanyak 61,71 persen dari total populasi kelas menengah sebanyak 57,33 juta penduduk. Sedangkan, pada 2024 pekerja sektor formal pada kelompok kelas menengah sebanyak 59,38 persen dari total populasi kelas menengah sebanyak 47,85 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
Penurunan pekerja formal pada kelas menengah juga akan menimbulkan lonjakan pekerja di sektor informal. Dalam hal ini sektor informal memiliki karakteristik jam kerja dan karier yang tidak pasti dan perlindungan kerja yang minim.
"Imbas pekerja formal kelas menengah yang menurun mengakibatkan banyak yang terpaksa kerja di sektor informal. Padahal sektor informal upahnya lebih kecil, tidak sedikit yang di bawah UMP (Upah Minimum Indonesia)," kata Bhima lebih lanjut.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, terdapat risiko penurunan konsumsi disinyalir akibat pertumbuhan komponen konsumsi di bawah laju pertumbuhan ekonomi.
Pertamina Bantah Pertalite Dibatasi
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari meminta agar masyarakat tidak termakan berita yang belum pasti soal pembatasan Pertalite.
"Masyarakat tidak perlu termakan berita hoaks. Pertalite akan terus kami salurkan sesuai kuota yang ditetapkan Pemerintah," kata Heppy.
ADVERTISEMENT
Saat ini pihaknya terus mendukung upaya-upaya Pemerintah agar subsidi tepat sasaran dengan melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code melalui www.subsiditepat.mypertamina.id.
"Wilayah pendaftaran QR Code Pertalite dilakukan secara bertahap dan hanya khusus untuk kendaraan roda 4. Saat ini pendaftaran QR Code Pertalite difokuskan di wilayah Jawa, Madura, Bali (JAMALI) dan sebagian wilayah non-Jamali yaitu Kepri, NTT, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu dan Kabupaten Timika. Diharapkan tahap 1 bisa tercapai 100% pada akhir September 2024. Sisanya akan dilakukan tahap kedua rencana paling cepat bulan Oktober-November 2024,” lanjut Heppy.
Saat ini terdapat 3,9 juta pendaftar yang telah terverifikasi dan mendapat QR Code. Untuk masyarakat yang ingin mendaftar, dokumen yang perlu disiapkan adalah foto KTP, foto diri sendiri, foto STNK (tampak depan dan belakang), foto kendaraan tampak depan dengan nomor polisi dan foto KIR bagi kendaraan pengguna KIR. Seluruh dokumen tersebut dapat diunggah dalam format foto (jpg).
ADVERTISEMENT
“Bagi Masyarakat pengguna Pertalite yang belum melakukan pendaftaran, diharapkan segera melakukannya untuk memastikan akses subsidi BBM yang tepat sasaran,” jelas Heppy.