Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Populer: Kuota Pertalite 2025 Turun; Hotel-Transportasi Terimbas Hemat Anggaran
13 Desember 2024 5:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ada juga kabar soal permintaan Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah berhemat dan memangkas sejumlah anggaran untuk hal yang tidak produktif, seperti seremonial dinilai bisa berdampak pada lambatnya serapan belanja. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Kuota Pertalite 2025 Turun
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan berdasarkan UU APBN 2025, kuota penyaluran Solar sebesar 18,8 juta KL, sementara minyak tanah (kerosene) sebesar 525 ribu KL.
"Untuk Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite, kuotanya ada di angka 31,2 juta," ungkapnya saat ditemui di sela-sela BPH Migas Awards 2024, Kamis (12/12).
Erika mengakui kuota Pertalite yang ditetapkan tahun depan menurun dari tahun ini, sebesar 31,6 juta KL. Sama halnya dengan kuota Solar yang juga turun sedikit dari kuota tahun ini sebesar 19 juta KL.
ADVERTISEMENT
Penurunan alokasi subsidi BBM tersebut, lanjut dia, disebabkan rencana perubahan mekanisme penyaluran BBM subsidi yang akan mencampurkan (blending) skema subsidi barang untuk konsumen tertentu dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Hotel-Transportasi Terimbas Hemat Anggaran
Sebelum imbauan Prabowo, ramai juga di media sosial gerakan yang mengajak masyarakat untuk hidup hemat. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan jika pemerintah berhemat, maka akan ada risiko pelambatan serapan belanja.
Beberapa sektor seperti perhotelan dan transportasi akan terpuruk di kuartal IV 2024. Hal itu berimbas dengan menurunnya gelaran Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE), sekaligus berkurangnya minat masyarakat untuk bepergian akibat gerakan penghematan.
“Di saat konsumen berhemat, pemerintah melakukan beberapa efisiensi belanja lewat melarang perjalanan dinas, yang sebenarnya punya risiko memperlambat serapan belanja juga. Selain itu beberapa sektor seperti perhotelan, transportasi dan MICE juga terdampak sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2024,” kata Bhima kepada kumparan, Kamis (12/12).
ADVERTISEMENT
Bhima melihat dampak yang timbul akibat penahanan belanja atau fenomena frugal living yang dilakukan oleh masyarakat juga akan membuat periode peak season bagi konsumsi yaitu pada periode Natal dan Tahun Baru justru akan terhambat.