Populer: Luhut Bicara soal TKA Menjamur di Smelter; Kondisi Kerugian Garuda

18 November 2021 6:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia. Kondisi ini menurutnya terjadi lantaran masih belum kuatnya SDM dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Luhut ini jadi salah satu berita populer ekonomi bisnis pada Rabu (17/11). Adapun berita lainnya yang tak kalah ramai dibaca, soal kerugian maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Berikut rangkumannya:

Kata Luhut soal TKA Menjamur di Smelter

Menko Luhut berpendapat SDM atau tenaga kerja Indonesia yang mumpuni di dunia industri masih minim. Kondisi tersebut bisa dilihat ketika pemerintah mau beralih dari pengekspor material mentah menjadi komponen baterai listrik. Proyek smelter Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera Tengah, saat ini masih mengandalkan tenaga kerja asing.
"Kita tidak mau hanya ekspor materialnya, kita mau semua itu menjadi satu kesatuan. Nah ini kesalahan kita berpuluh tahun sekarang kita perbaiki, banyak kritik kenapa enggak pakai tenaga Indonesia, memang ndak ada," ujar Luhut dalam webinar yang digelar ITS Indonesia, Rabu (17/11).
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi lantaran selama puluhan tahun, kualitas lulusan politeknik di Indonesia tidak mendapat perhatian serius. Padahal, lanjutnya, mencari SDM yang berkualitas untuk sektor ini tidak semudah yang dibayangkan.
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
Pendapatan Garuda Lebih Kecil Ketimbang Beban Operasional
Pendapatan bisnis yang mampu diraup PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, tak sebanding dengan besarnya beban operasional. Berdasarkan data keterbukaan informasi perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda tercatat meraup pendapatan USD 568 juta atau setara Rp 8,08 triliun (kurs Rp 14.232) hingga September 2021.
Sedangkan total beban operasional yang mesti dibayarkan Garuda Indonesia, jumlahnya mencapai USD 1,29 miliar atau setara Rp 18,3 triliun. Jumlah penumpang maskapai ini hingga September 2021, adalah sebanyak 2,3 juta pax. Sementara hingga akhir tahun jumlahnya diproyeksikan mencapai 3,3 juta penumpang.
ADVERTISEMENT