Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Populer: Marina Budiman Perempuan Terkaya, RI Terancam Jadi Negara Miskin & Tua
17 Desember 2021 6:10 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Forbes menempatkan Marina Budiman di peringkat ke-30 dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2021, menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Kamis (16/12).
ADVERTISEMENT
Berita lain yang ramai dibaca publik mengenai Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan Indonesia terancam menjadi negara yang miskin dan tua. Berikut rangkumannya:
Mengenal Marina Budiman, Perempuan Terkaya Indonesia 2021 Versi Forbes
Marina Budiman dinobatkan menjadi perempuan terkaya di Indonesia tahun 2021 oleh Forbes setelah berhasil bertengger di peringkat ke-30. Kekayaan perempuan berusia 60 tahun ini tercatat mencapai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,45 triliun (kurs dolar AS Rp 14.300).
Marina adalah co-founder sekaligus Presiden Komisaris DCI Indonesia, perusahaan operator pusat data (data center). Ia mendirikan DCI pada 2011 bersama Otto Toto Sugiri.
DCI Indonesia melantai di bursa (Initial Public Offering/IPO) pada Januari 2021. Berdasarkan data RTI, harga saham emiten berkode DCII itu saat IPO hanya Rp 525 per lembar. Harga sahamnya meroket dan kini mencapai Rp 39.500 per lembar. Melonjak hingga lebih dari 7.423 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelum mendirikan DCI Indonesia, lulusan ekonomi University of Toronto ini pernah bekerja bersama Otto Toto Sugiri di Bank Bali pada 1985. Lalu bergabung ke Sigma Cipta Caraka pada 1989. Pada 1994, Marina ikut mendirikan Indonet, salah satu perusahaan penyedia jasa internet pertama di Indonesia.
Menaker: Indonesia Terancam Jadi Negara Tua dan Miskin
Menaker Ida Fauziyah menyebutkan berbagai tantangan yang bisa membuat Indonesia terancam menjadi negara yang miskin . Terlebih lagi bila tidak siap dengan tenaga kerja yang terampil.
"Melihat berbagai tantangan ke depan, Indonesia terancam akan menjadi negara yang tua dan miskin bila kita tidak memanfaatkan peluang bonus demografi," ujar Ida dalam acara Pelatihan Vokasi Award, Kamis (16/12).
Bonus demografi ini, menurut Ida, harus disambut dengan peningkatan kualitas secara cepat. Pelatihan vokasi berbasis teknologi ia yakini mampu mendorong lahirnya banyak tenaga kerja yang terampil.
ADVERTISEMENT
Ida mengatakan, para pekerja ke depan harus siap menjadi tenaga kerja yang belajar dan terbiasa mengembangkan diri sepanjang hidup. Di samping mesti fleksibel memanfaatkan ruang dan waktu untuk mengasah kemampuan secara terus menerus.
Demi mewujudkan itu, kata Ida, investasi yang saat ini terus digenjot pemerintah memiliki peranan penting. Baik dalam menyiapkan tenaga kerja, maupun dalam menjaga pertumbuhan ekonomi agar ancaman yang dikatakan Ida tersebut tidak terjadi.