Populer: Minyak Dunia Anjlok karena Trump; Permendag 8 Harus Segera Direvisi

10 April 2025 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat berada di pesawat Air Force One, dalam perjalanan menuju Pangkalan Gabungan Andrews pada tanggal 6 April 2025. Foto: MANDEL NGAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat berada di pesawat Air Force One, dalam perjalanan menuju Pangkalan Gabungan Andrews pada tanggal 6 April 2025. Foto: MANDEL NGAN / AFP
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah global terjun bebas ke level terendah dalam lebih dari empat tahun Rabu (9/4) pagi waktu Asia.
ADVERTISEMENT
Ini disebabkan efek tarif Trump sebesar 104 persen untuk berbagai produk asal China yang resmi diberlakukan mulai Rabu (9/4). Kabar tersebut menjadi salah satu berita populer kumparan bisnis sepanjang Rabu (9/4).
Ada juga soal Presiden Prabowo Subianto berencana mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor apabila tak beri keuntungan. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBISNIS:
Minyak Dunia Anjlok karena Trump
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai (offshore). Foto: SINCHAI_B/Shutterstock
Kebijakan tarif Trump ke China yang mencapai 104 persen ini jadi puncak dari eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia dan memicu kekhawatiran resesi global serta jatuhnya harga komoditas, termasuk minyak mentah.
Penyebabnya, kekhawatiran permintaan yang melemah akibat perang dagang yang makin panas antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun USD 2,13 atau 3,39 persen ke USD 60,69 per barel. Sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok USD 2,36 atau 3,96 persen ke USD 57,22 per barel. Ini menjadi level terendah Brent sejak Maret 2021 dan terendah WTI sejak Februari 2021.
Kedua harga acuan ini sudah merosot selama lima hari berturut-turut, sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif besar-besaran atas impor. Langkah itu memicu kekhawatiran resesi global yang akan menekan permintaan bahan bakar.
Permendag 8 Harus Segera Direvisi
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, di Hotel Mercure Sabang, Kamis (25/1/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira melihat jika Permendag terkait importasi tidak segera direvisi maka Indonesia dapat terkena imbas banjir produk dari China, Vietnam sampai Kamboja di mana negara tersebut terkena tarif impor dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tinggi. Ia memproyeksi arus barang ke Indonesia bisa meningkat drastis pasca 9 April.
ADVERTISEMENT
“Saat ini China sedang kelebihan inventori atau stok di gudang terutama produk elektronik, dan tekstil, pakaian,” kata Bhima kepada kumparan, Rabu (9/4).
Ia menyarankan agar pengaturan impor per kategori produk karena dalam Permendag terkait importasi dapat dipisah mulai impor hewan ternak, pakaian jadi sampai kosmetik sehingga pengaturan tidak spesifik.
Selain itu Ia menyarankan agar pengaturan barang impor pada pakaian jadi dan aksesoris, alas kaki dan kosmetik diperketat karena ketiga industri ini sedang menghadapi tekanan akibat masuknya barang impor murah khususnya dari China.
Menambahkan Bhima, ekonom dari CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai ada dua opsi terkait Permendag Nomor 8 yakni pencabutan dan revisi. Hal ini harus disesuaikan dengan esensi masalah yang ada di Permendag Nomor 8.
ADVERTISEMENT