Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Populer: Opsi Larang Impor Anggur Muscat; Ratusan Investor Sapi untuk MBG
1 November 2024 5:54 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemerintah membuka kemungkinan melarang impor anggur muscat jika terbukti berbahaya bagi kesehatan. Kabar ini jadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Kamis (31/10).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada juga kabar tentang ratusan investor ingin datangkan 2 juta sapi untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Opsi Larang Impor Anggur Muscat
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan opsi larangan impor anggur muscat bergantung pada hasil kajian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kandungan dalam buah impor tersebut.
"Nah kita lagi nunggu hasil dari BPOM ya untuk pengecekan ya. Intinya ya kita kalau memang di situ ada pelanggaran atau di situ ada kandungannya, tentu akan kita kaji dan akan kita larang," kata Sudaryono di Istana Negara, Kamis (31/10).
Sudaryono menyoroti produksi anggur lokal sangat terbatas dan hanya sebagian kecil masyarakat yang mengonsumsi buah tersebut.
ADVERTISEMENT
"Anggur sebagian besar impor ya, kita kan juga produksi anggur enggak terlalu besar dan sangat minim lah saya kira produksi anggur. Dan rakyat kita kan yang makan anggur kan hanya sebagian kelompok, ya kan rakyat biasa kan biasa nggak makan anggur ya," ungkap Sudaryono.
Ratusan Investor Sapi untuk MBG
Di samping itu, Sudaryono menyebut ratusan investor sudah berkomitmen mendatangkan sapi perah dan sapi pedaging untuk mendukung berjalannya program Makan Bergizi Gratis.
Sudaryono menegaskan para investor ini sudah memastikan komitmennya untuk berinvestasi. Ia menyebut, untuk sapi perah, ada 50 hingga 60 perusahaan yang telah berkomitmen. Jumlah yang sama juga untuk sapi pedaging.
Dalam keterangan resmi Kementan sebelumnya, jumlah perusahaan yang telah menyatakan komitmen mencapai 140 perusahaan.
ADVERTISEMENT
"Komitmen tapi ya, artinya belum ada satu pun perusahaan yang mendatangkan sapinya. Ada yang sudah di dalam ya, ada juga yang dari pihak luar ada yang berminat ya, karena ada jaminan paling tidak kebutuhan susu untuk makan bergizinya kan di masa depan besar ya," ujar Sudaryono.
Sudaryono menegaskan skema ini bukan merupakan pemerintah melakukan impor sapi. Menurutnya, kebijakan tersebut berupa memberikan ruang pada dunia usaha untuk mendatangkan sapi hidup untuk berproduksi di Indonesia.