Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Populer: Opsi Merger Unit Bisnis Pertamina; Rupiah Anjlok, Modal Asing Kabur
2 Maret 2025 4:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir sedang mempertimbangkan opsi merger beberapa unit bisnis Pertamina sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperbaiki tata kelola perusahaan. Kabar ini menjadi salah satu berita paling banyak dibaca sepanjang Sabtu (1/3).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada juga kabar tentang Bank Indonesia (BI) mencatat, dalam periode 24-27 Februari 2025, investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp 10,33 triliun. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Opsi Merger Unit Bisnis Pertamina
Erick Thohir menegaskan kajian ini akan menyeluruh, mencakup hubungan antara holding dan subholding di Pertamina. Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama adalah potensi tumpang tindih dalam operasional antara unit pengolahan kilang dan distribusi bahan bakar yang saat ini dijalankan oleh Pertamina Patra Niaga.
"Kita sama-sama petakan mana yang kita bisa lebih efisiensikan. Ini ada holding, ada subholding. Seperti apa kita review. Apakah ini mungkin ada satu, dua perusahaan yang harus dimergerkan. Supaya nanti antara kilang dan Patra Niaga tidak ada exchange penjualan. Kita review," kata Erick Thohir kepada wartawan di Bandara Soetta, Sabtu (1/3).
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Erick menegaskan Kementerian BUMN menghormati proses hukum yang sedang berjalan terkait korupsi tata kelola minyak, serta mendukung langkah aparat dalam menuntaskan persoalan ini.
Belajar dari kasus-kasus korupsi di BUMN lain seperti Asabri, Jiwasraya, dan Garuda, Erick ingin memastikan agar perombakan struktur di Pertamina tidak mengganggu operasional perusahaan. Sekaligus mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Rupiah Anjlok, Modal Asing Kabur Rp 10,3 Triliun Dalam Sepekan
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyebutkan, aliran dana asing keluar berasal dari jual neto Rp 7,31 triliun di pasar saham, Rp 1,24 triliun di Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 1,78 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Berdasarkan data transaksi 24-27 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 10,33 triliun,” kata Denny dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (1/3).
ADVERTISEMENT
Pelemahan rupiah terlihat jelas dalam perdagangan pekan ini. Pada Kamis (27/2), rupiah ditutup di level Rp 16.445 per dolar AS. Kemudian pada Jumat (28/2) pagi, mata uang garuda kembali melemah hingga dibuka di level Rp 16.520 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 141 poin atau 0,86 persen di level Rp 16.595 per dolar AS pada perdagangan Jumat.
Sejalan dengan depresiasi rupiah, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun mengalami kenaikan, dari 6,88 persen pada Kamis (27/2) menjadi 6,93 persen pada Jumat (28/2). Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 107,24, yang turut menekan nilai tukar rupiah.