Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Populer: Pemerintah Buka Impor Garam; Kepala BPKP Jadi Komisaris Bank Mandiri
16 Maret 2021 7:00 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah memutuskan bakal membuka impor garam. Kabar tersebut langsung banyak menyita perhatian publik dan menjadi salah satu yang populer di kumparanBisnis.
ADVERTISEMENT
Informasi itu dilengkapi dengan perombakan di Bank Mandiri hingga berita mengenai pengusaha nasional Chairul Tanjung yang melebarkan sayap bisnisnya dengan membeli Bank Harda International.
Berikut ini selengkapnya berita populer kumparanBisnis sepanjang hari Senin (15/3):
Pemerintah Buka Impor Garam
Pemerintah telah memutuskan Indonesia akan mengimpor garam . Hal itu menurut Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP), Sakti Wahyu Trenggono, telah dibahas dalam rapat koordinasi di Kemenko Bidang Perekonomian yang membahas neraca komoditas.
"Impor garam sudah diputuskan melalui rapat Menko, di apa namanya, melalui neraca komoditas," kata Menteri Trenggono di Indramayu, Minggu (14/3).
Meski kebijakan impor sudah diputuskan, namun menurut Trenggono seperti dilansir Antara, menyebutkan jumlahnya masih dihitung. Dia menambahkan, kebijakan impor garam telah diputuskan dalam rapat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Menurutnya saat ini masih menunggu data terkait kebutuhan garam di Indonesia, karena ketika sudah didapati kekurangannya, maka itu yang akan di impor. Impor garam yang dilakukan juga sesuai neraca perdagangan, sehingga kebutuhan garam dalam negeri itu bisa terpenuhi.
Kepala BPKP Jadi Komisaris Bank Mandiri
Menteri BUMN Erick Thohir kembali merombak jajaran pengurus PT Bank Mandiri Tbk (Persero) atau BMRI. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pemegang saham mengangkat Timothy Utama menjadi Direktur Information Technology.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan Timothy menggantikan Rico Usthavia Frans yang telah habis masa jabatannya. Sebelumnya, Timothy Utama merupakan Managing Director, Head of Operations and Technology Citibank.
"Pada jajaran komisaris, RUPST juga menyepakati penunjukan Muhammad Yusuf Ateh sebagai Komisaris menggantikan Ardan Adiperdana," kata Darmawan dalam konferensi pers RUPST Mandiri, Senin (15/3).
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, Muhammad Yusuf Ateh adalah Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Chairul Tanjung Beli Bank Harda International
Pengusaha nasional Chairul Tanjung berencana memperluas bisnis perbankannya. Pemilik Bank Mega itu saat ini tengah memproses pembelian PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) melalui perusahaan miliknya yakni PT Mega Corpora.
Rencana pemilik Trans Corp membeli Bank Harda, dibenarkan oleh Direktur Utama BBHI, Yohanes, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan menurut Yohanes, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK telah menerbitkan izin untuk aksi korporasi tersebut.
"Bahwa PT Mega Corpora telah memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan Pengawas Perbankan dengan Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No. Kep-40/D.03/2021 tanggal 10 Maret 2021 tentang izin pengambilalihan 73,71 persen saham PT Bank Harda Internasional Tbk oleh PT Mega Corpora," demikian dinyatakan Yohanes dalam surat ke BEI, dikutip kumparan Senin (15/3).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada 16 Oktober 2020, pemegang saham mayoritas Bank Harda, yakni PT Hakimputra Perkasa telah meneken pengikatan jual beli saham sebanyak 3,08 miliar lembar atau 73,71 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Sementara itu pemegang saham Bank Harda Internasional juga telah memberikan persetujuan rencana pengambilalihan oleh Mega Corpora atas 3,08 miliar saham tersebut. Restu pemegang saham diberikan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang telah diselenggarakan pada Jumat (29/1) lalu.
Informasi yang diperoleh kumparan, harga pembelian yakni Rp 160 per saham, yang merupakan harga tertinggi harian pada 90 hari terakhir sebelum rencana pengambilalihan diumumkan. Sehingga untuk menebus 3,08 miliar saham, Chairul Tanjung diperkirakan harus merogoh dana Rp 493,6 miliar.
ADVERTISEMENT