Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Populer: Pesawat Buatan China Siap Bersaing; Alasan Bea Cukai Bakar Milk Bun
12 Maret 2024 4:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, kabar terkait alasan Bea Cukai membakar milk bun dari Thailand juga tak kalah menarik perhatian publik. Berikut ini rangkumannya:
Pesawat Buatan China C919 Datang Lagi, Siap Bersaing dengan Airbus dan Boeing
Indonesia kembali kedatangan pesawat besutan China, Commercial Aircraft Corp of China Ltd (COMAC) yaitu C919. Bekerja sama dengan maskapai TransNusa, COMAC memamerkan pesawat komersial bermesin jet terbarunya, kepada maskapai-maskapai Tanah Air anggota Indonesia National Air Carriers Association atau (INACA) selama dua hari, pada 10-11 Maret 2023.
Mengutip laman Instagram INACA, pesawat yang dipamerkan di Hanggar 2 GMF, kompleks Bandara Soekarno-Hatta Tangerang itu, tidak kalah gagah dengan pendahulunya, ARJ-21.
"Pesawat sekelas Airbus A320 dan Boeing B737 NG ini tampak gagah berdampingan dengan pesawat produksi COMAC sebelumnya yaitu ARJ-21 yang sudah dioperasikan oleh maskapai TransNusa," tulis INACA, dikutip dari laman Instagram @inaca.or.id Senin (11/3).
ADVERTISEMENT
Terpantau Dirut Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setia Putra, CEO Sriwijaya Air Freeman Fang, perwakilan Lion Group, Indonesia Air Asia dan beberapa pengurus INACA turut hadir untuk melihat dari dekat pesawat C919 ini.
Alasan Bea Cukai Bakar Milk Bun Thailand dan Tidak Dibagikan ke Masyarakat
Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Askolani membeberkan alasan pemerintah mengambil langkah untuk membakar 1 ton milk bun Thailand dan tidak membagikannya kepada masyarakat luas.
Askolani bilang, Bea Cukai sejatinya memilah-milah barang bawaan penumpang yang ilegal berdasarkan implikasi sosial, ekonomi, kesehatan dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Adapun barang bawaan yang dimusnahkan, umumnya termasuk komoditas yang peredarannya membahayakan masyarakat ataupun mengganggu pasar dalam negeri.
"Kalau komoditi yang membahayakan maka akan dimusnahkan, termasuk makanan-makanan mentah (seperti) daging. Kalau untuk barang ekonomi ada yang dimusnahkan, karena bisa merusak pasar dalam negeri, HP contohnya," jelas Askolani kepada kumparan pada Senin (12/3).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tidak semua barang yang disita oleh Bea Cukai akan dimusnahkan. "Tapi ada juga tangkapan beras, sajadah bisa diserahkan ke Pemda untuk dibagikan ke masyarakat," tambah Askolani.
"Jadi memang harus kita lihat secara lengkap implikasi sosial, ekonomi, kesehatan, dan lainnya, sesuai dengan ketentuan yang ada," tambahnya.