Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Populer: PKPU Sriwijaya Air Berakhir Damai; Luhut Urus Impor Sapi
13 Juli 2023 6:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berikut rangkuman selengkapnya berita populer di kumparanBisnis sepanjang Rabu (12/7):
PKPU Sriwijaya Air Berakhir Damai
Pengadilan Niaga Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menggelar Rapat Kreditur dengan agenda pemungutan suara PKPU untuk menentukan nasib perusahaan maskapai PT Sriwijaya Air, Rabu (12/7).
Hasil sidang tersebut memutuskan PKPU Sriwijaya Air berakhir damai. Sebanyak 100 persen kreditur separatis sepakat berdamai, sementara kreditur konkuren yang sepakat berdamai adalah 92 persen.
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebelumnya, pada 31 Oktober 2022, mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Pengadilan menyatakan bahwa Sriwijaya Air berada dalam keadaan PKPU berdasarkan Putusan Nomor 247/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.Jkt.Pst.
ADVERTISEMENT
Hasil pemungutan suara PKPU mencatat, kreditur separatis kehadiran 100 persen dengan jumlah tagihan Rp 3.627.019.528.172,35 yang mewakili 362.702 suara ekuivalen dengan 100 persen.
Sementara kreditur konkuren, jumlah kehadiran 76 kreditur, di mana 70 kreditur menyatakan setuju terhadap rencana perdamaian. 70 kreditur tersebut mewakili 92 persen dari yang hadir terhadap jumlah tagihan Rp 3.443.931.191.611,82 ekuivalen dengan jumlah suara 344.395 atau 93,3 persen menyatakan setuju.
Dari 76 kreditur, 70 kreditur menyetujui rencana perdamaian dan 6 kreditur tak menyetujui. Sejumlah 6 kreditur yang tak setuju itu mewakili 8 persen dari jumlah kreditur yang hadir yang mewakili jumlah tagihan Rp 246.129.977.001,46 atau dengan ekuivalen jumlah suara 24.613 yang mewakili presentase tak setuju yakni sebesar 6,67 persen.
ADVERTISEMENT
Luhut Urus Impor Sapi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan jajaran menteri di negara tersebut. Pertemuan ini membahas banyak isu untuk mempersiapkan kehadiran Presiden Jokowi dalam gelaran KTT BRICS yang akan dilaksanakan minggu ketiga bulan Agustus nanti.
Dalam KTT ini nantinya diharapkan akan terjadi kesepakatan terkait impor sapi dan kedelai yang akan ditandatangani pada saat kunjungan ini.
"Sebagai langkah awal, kami sedang mengeksplorasi potensi kerja sama impor 50.000 ekor sapi dan 300.000 ton kedelai dari Afrika Selatan," kata Luhut dalam unggahan di Instagram pribadinya, Rabu (12/7).
Mantan Kepala Staf Presiden ini menjelaskan Indonesia perlu impor sapi karena harganya masih tinggi di dalam negeri. Kementerian Pertanian mencatat, Indonesia masih membutuhkan 40 persen komoditas tersebut.
ADVERTISEMENT