Populer: Prabowo Efisiensi Anggaran hingga Rp 750 T; RI Impor Gula 200 Ribu Ton

16 Februari 2025 5:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gimmick silat Prabowo Subianto di HUT ke-17 Gerindra di SICC Bogor. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gimmick silat Prabowo Subianto di HUT ke-17 Gerindra di SICC Bogor. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Informasi mengenai efisiensi anggaran oleh Presiden Prabowo yang mencapai Rp 750 triliun menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Sabtu (15/2).
ADVERTISEMENT
Selain itu, berita mengenai cita-cita swasembada pangan yang semakin jauh karena impor gula kembali dibuka sebanyak 200.000 ton juga ramai dibaca publik. Berikut ini rangkuman selengkapnya:

Prabowo Efisiensi Anggaran hingga Rp 750 T

Dengan adanya efisiensi yang dilakukan pemerintah, Prabowo menyebut pemerintah berhasil menghemat anggaran mencapai Rp 750 triliun. Angka tersebut berasal dari berbagai sumber efisiensi dan dividen BUMN.
Jokowi, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka di HUT Gerindra di SICC Bogor, Sabtu (15/2/2025). Foto: Dok. Istimewa
“Kemudian penghematan ini yang lagi ramai, ya penghematan yang kita lakukan putaran pertama oleh kementerian keuangan di sisir dihemat Rp 300 triliun, penghematan putaran kedua Rp 308 triliun, dividen dari BUMN Rp 300 triliun, 100 (triliun) dikembalikan, jadi totalnya kita punya Rp 750 triliun,” kata Prabowo dalam HUT Gerindra, Sabtu (15/2).
ADVERTISEMENT
Nantinya Rp 24 triliun dari hasil pengamatan tersebut akan dialokasikan guna program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, nantinya sisa dana yang mencapai sekitar USD 20 miliar akan dikelola oleh Danantara untuk diinvestasikan.
“Rakyat kita anak-anak kita tidak boleh kelaparan,” jelas Prabowo.

RI Impor Gula 200 Ribu Ton

Ilustrasi gula Foto: Shutter Stock
Pemerintah akan melakukan impor gula sebanyak 200.000 ton gula mentah (raw sugar) sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan kelangkaan pasokan menjelang Ramadan dan Idulfitri.
Ekonom Spesialisasi Pertanian dan Industri dari Center of Reform on Economic (CORE), Eliza Mardian, menilai hal ini semakin menjauhkan Indonesia dari swasembada utamanya jika menggunakan definisi dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO
Sampai saat ini Indonesia masih bergantung pada impor dalam hal gula. Total, sekitar 64 persen gula di Indonesia merupakan hasil impor.
ADVERTISEMENT
"Dikatakan swasembada itu kalau mengacu kepada definisi FAO itu jika 90 persen kebutuhan dalam negeri dipenuhi dari domestik. Artinya, kita belum swasembada," ungkap Eliza.
Perihal ini, swasembada gula dihadapkan oleh masalah produktivitas yang masih rendah serta tingkat rendemen gula dari penggilingan di Indonesia jauh lebih rendah dibanding beberapa negara tetangga. Hal ini dipengaruhi oleh teknologi pengolahan gula yang tertinggal.
Maka dari itu Eliza menyarankan beberapa cara untuk swasembada gula di antaranya agar pemerintah dapat melakukan revitalisasi pabrik gula dengan mesin yang lebih modern, memberi insentif bagi industri gula sampai penyediaan pupuk khusus.