Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Populer: Rekor Baru IHSG; Erick Thohir Sindir Perusahaan Sawit Swasta
23 Maret 2022 5:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Catatan rekor baru Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa, (22/3) yang menyentuh level 7.000,822 menjadi berita populer atau terbanyak yang dibaca sepanjang Selasa, (22/3).
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga ada kabar soal pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir menyindir perusahaan sawit swasta soal kelangkaan minyak goreng. Berikut selengkapnya berita populer di kumparanBisnis pada Selasa (22/3).
Rekor Baru IHSG
IHSG ditutup di zona hijau, atau naik 45,641 poin (0,66 persen) ke level 7.000,822 pada perdagangan Selasa, (23/3). Catatan tersebut merupakan rekor baru sekaligus tertinggi untuk penutupan IHSG.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat sebanyak 303 saham naik, 205 saham turun, dan 175 saham stagnan. Frekuensi saham tercatat 1,296 juta kali dengan volume perdagangan 22,768 miliar dengan total Rp 13,284 triliun.
Adapun saham-saham pendorong indeks atau top gainers meliputi Wilton Makmur Indonesia (SQMI) yang naik 17 poin (30,91 persen) ke Rp 72, Sepeda Bersama Indonesia (BIKE) naik 56 poin (24,56 persen) ke Rp 284.
ADVERTISEMENT
Kemudian juga Gozco Plantations (GZCO) naik 19 poin (13,10 persen) ke Rp 164, Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS) naik 9 poin (9,00 persen) ke Rp 109, Golden Eagle Energy (SMMT) naik 85 poin (8,59 persen) ke Rp 1.075.
Sementara itu terpantau pada selasa, (22/3) sore, nilai tukar rupiah di pasar valuta asing melemah terhadap dolar AS. Mengutip data Financial Times, kurs rupiah terhadap dolar AS berada di Rp 14.315 atau melemah 69,06 poin (0,48 persen).
Erick Thohir Sindir Perusahaan Sawit Swasta
Menteri Erick Thohir menyinggung soal kelangkaan serta melambungnya harga minyak goreng saat ini. Dia mengatakan, BUMN sempat turun tangan untuk mencari jalan keluar dari persoalan ini.
Erick menjelaskan BUMN saat ini hanya memiliki 4 persen dari total lahan perkebunan sawit di Indonesia dan kontribusi produksinya hanya 7 persen saja.
ADVERTISEMENT
"Walaupun begitu, kita kemarin ketika ada isu minyak goreng, kita men-switch 1/4 dari produksi kita dari awalnya bukan untuk minyak goreng. Kita operasi pasar," ungkapnya saat Economy Outlook 2022 CNBC Indonesia, Selasa (22/3).
Oleh karena itu, ujar Erick, upaya BUMN tentu tidak cukup untuk mengatasi kemelut minyak goreng saat ini. Sehingga dia pun mendesak agar perusahaan atau produsen sawit swasta untuk sadar diri.
"Makanya sejak awal kita juga mengetuk teman-teman swasta yang punya perkebunan (sawit) itu kan 56 persen dari swasta, kembali begini, kalau ekonomi kita tumbuh kan perlu ada kerukunan, itu yang kita ketuk," tuturnya.
Sebagai pelaku usaha swasta sebelumnya, Erick mengerti keuntungan dari penjualan ke pasar luar negeri sangatlah menggiurkan, mengingat harga minyak kelapa sawit di pasar internasional sangat menjanjikan saat ini. Namun, katanya, kebutuhan dalam negeri tetap harus diutamakan.
ADVERTISEMENT
"Saya kan sebelumnya dari private sector, apalagi negara yang sebagus ini bahwa pertumbuhan ekonomi (masuk empat besar) di tahun 2045. Jadi kenapa kita mesti shifting the investment kepada negara lain. Ya di sini saja, kenapa enggak," katanya.