Populer: Respons Bea Cukai soal Barang Kaesang; Pensiun Dini Karyawan Telkom

27 Agustus 2024 6:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Foto: Instagram/ @erinagudono
zoom-in-whitePerbesar
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Foto: Instagram/ @erinagudono
ADVERTISEMENT
Bea Cukai buka suara soal video menunjukkan sosok diduga Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi atau private jet Gulfstream G650ER dengan nomor terbang N588SE, beredar di media sosial. Berita ini menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis pada Senin (26/8).
ADVERTISEMENT
Selain berita tersebut, keputusan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk menerapkan pensiun dini kepada 1.008 karyawan di semester I 2024 juga menjadi berita yang banyak dibaca. Berikut rangkumannya.

Respons Bea Cukai Kaesang-Erina Turun dari Jet Pribadi

Dalam video yang beredar di media sosial, mobil yang ditumpangi Kaesang dan Erina hanya berjarak beberapa meter dari pesawat.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto mengatakan pihaknya masih mengecek status penerbangan private jet yang ditumpangi Erina dan Kaesang.
"Terkait status penerbangan di video tersebut kami masih cek," ungkapnya pada kumparan, Senin (26/8).
Selain itu, ia juga menjelaskan perbedaan prosedur antara penerbangan domestik yang tidak perlu dicek oleh Bea Cukai dan penerbangan internasional yang harus melalui proses imigrasi dan kepabeanan.
ADVERTISEMENT
“Jika penerbangan tersebut penerbangan Internasional maka akan melalui prosedur-prosedur international airport clearance termasuk imigrasi dan kepabeanan," lanjutnya.
Dalam penelusuran, kumparan sudah menghubungi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah untuk mengetahui status penerbangan Kaesang dan Erina. Hingga berita populer ini ditayangkan, Kristi belum memberi respons.

Telkom PHK 1.008 Karyawan

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi mengungkap keputusan untuk menerapkan pensiun dini pada 1.008 karyawan Telkom di semester I 2024 menjadi langkah untuk merampingkan perusahaan serta meningkatkan talenta digital.
"Diharapkan dengan adanya program ini, Telkom akan menjadi perusahaan yang lebih ramping dan meningkatkan talenta digital, sehingga akan berdampak positif pada efisiensi dan produktivitas perseroan," katanya dalam Public Expose, Senin (26/8).
ADVERTISEMENT
Ia juga menjelaskan penerapan pensiun dini akan berdampak pada normalisasi EBITDA tumbuh 1,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy) senilai Rp 39,1 triliun dengan EBITDA margin 51,9 persen.
Walau begitu, Heri menyebut penerapan pensiun dini ini tidak dilakukan pada semester II 2024.
"Sejauh ini, kami belum merencanakan program pensiun dini di semester II 2024 ini. Program pensiun dini merupakan strategi kami dalam mengendalikan kompetensi di Telkom dan memberikan ruang untuk talenta yang relevan untuk perkembangan bisnis di masa depan," lanjutnya.