Populer: RI Deflasi 5 Bulan Beruntun; Daftar Pabrik Tekstil yang Tutup

2 Oktober 2024 5:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Karyawan Tekstil Foto: zakir1346/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Karyawan Tekstil Foto: zakir1346/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut sepanjang 2024 menjadi salah satu berita yang ramai dibaca pada Senin (1/10).
ADVERTISEMENT
Selain itu, industri tekstil di Indonesia yang banyak tutup pabrik dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) buruh, juga menjadi berita yang banyak dibaca di kumparanBisnis. Simak rangkumannya.

RI Deflasi 5 Bulan Beruntun

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan Indonesia pernah mengalami deflasi berkepanjangan setelah krisis 1998. Saat itu deflasi terjadi tujuh bulan berturut-turut, dari Maret hingga September 1999.
Menurutnya, deflasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh penurunan harga dari beberapa komoditas pangan.
“Deflasi terjadi karena adanya harga yang turun, terutama untuk produk tanaman pangan dan hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, daun bawang, kentang, dan wortel," jelasnya.
Selain itu, produk peternakan seperti telur ayam ras dan daging ayam ras yang sempat mengalami kenaikan harga pada bulan-bulan sebelumnya kini kembali menurun karena stabilisasi pasokan. Hal inilah yang mempengaruhi harga di tingkat konsumen.
ADVERTISEMENT
"Deflasi yang kita lihat saat ini tercermin melalui Indeks Harga Konsumen (IHK), di mana harga-harga turun seiring dengan meningkatnya pasokan komoditas, terutama pada masa panen," katanya.
Selain pasca-krisis 1998, deflasi juga sempat terjadi pada Desember 2008 hingga Januari 2009. Saat itu penyebabnya adalah turunnya harga minyak dunia.
Deflasi yang juga masih baru sempat terjadi pada Juli hingga September 2020, saat pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan harga berbagai komoditas.

Daftar Pabrik Tekstil yang Tutup

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat sebanyak 15.114 buruh terkena PHK sejak Januari hingga 9 September 2024.
"Berdasarkan catatan KSPN, perusahaan yang melakukan PHK selama sembilan bulan ini paling banyak ada di Provinsi Jawa Tengah," ujar Ristadi kepada kumparan, Selasa (1/10).
ADVERTISEMENT
Beberapa perusahaan pabrik tekstil yang tutup dan melakukan PHK terhadap buruh hingga September 2024 di antaranya adalah:
1. PT S Dupantex, Jawa Tengah, PHK sekitar 700 orang
2. PT Alenatex, Jawa Barat, PHK sekitar 700 orang
3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah, PHK sekitar 500 orang
4. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah, PHK sekitar 400 orang
5. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah, PHK sekitar 700 orang
6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah, PHK sekitar 8.000 orang.
7. PT Sinar Panca Jaya, Semarang, total PHK sekitar 3.000 dan dilakukan bertahap.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan, PHK yang terjadi selama sembilan bulan ini karena perusahaan melakukan efisiensi dan penutupan. Beberapa perusahaan tekstil yang masih beroperasi namun melakukan PHK untuk efisiensi adalah:
ADVERTISEMENT
1. PT Bitratex, Semarang, PHK 400-an orang
2. PT Johartex, Magelang, PHK 300-an orang
3. PT Pulomas, Bandung, PHK 214-an orang
4. PT Daliatex, PHK 500-an orang
5. PT Delta Merlin 1, Karanganyar, PHK 200-an orang
6. PT Delta Merlin 2, Karanganyar, PHK 100-an orang
7. PT Agung Tex, Karanganyar, PHK 50-an orang
8. PT Samwon, Kota Semarang, PHK 350-an orang