Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Populer: Rp 50 T untuk THR ASN; Proyek DME Batu Bara Dibiayai Danantara
5 Maret 2025 3:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, penghidupan kembali proyek Dimethyl Ether (DME) batu bara dengan pembiayaan oleh Danantara juga menjadi berita yang ramai dibaca di kumparanBisnis.
Rp 50 Triliun untuk THR ASN
Perihal anggaran Rp 50 triliun untuk THR ASN, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto menjelaskan pencairan THR untuk ASN ini ditujukan agar daya beli masyarakat dapat meningkat.
“Percepatan pencairan THR untuk ASN dengan alokasi sekitar Rp 50 triliun bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan, memperkuat konsumsi domestik, serta mendorong perputaran ekonomi di berbagai sektor, terutama perdagangan dan jasa,” kata Haryo dalam keterangan tertulis.
Nantinya THR dapat dicairkan paling cepat 3 minggu sebelum lebaran. Sementara, untuk pekerja swasta THR harus diberikan paling lambat 1 minggu sebelum Lebaran.
Proyek DME Batu Bara Dibiayai Danantara
ADVERTISEMENT
Perihal pembiayaan proyek DME, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut akan dibiayai Danantara. Lokasi proyek DME yang akan dikembangkan ada di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo yang meminta untuk memanfaatkan sumber dari dalam negeri.
Sebelumnya proyek ini sempat dijajaki PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan Air Products and Chemicals Inc, sejak 2018. Namun pada Maret 2023, perusahaan AS itu mundur. Mereka juga pergi dari proyek yang sama dengan Kaltim Prima Coal (KPC).
“Kita juga mau bangun DME yang berbahan baku daripada batu bara low (rendah) kalori sebagai substitusi daripada LPG. Ini kita lakukan agar produknya bisa dipasarkan sebagai substitusi impor," kata Bahlil.
Saat perusahaan asal AS tersebut mundur, investor dari China dikabarkan masuk proyek ini. Namun Bahlil menyebut tidak cocok dengan investor China tersebut.
ADVERTISEMENT
"Yang kita butuh dari mereka cuma teknologinya, hari ini teknologi kita butuh, uang capex (modal) dari pemerintah, swasta nasional. Bahan baku dari kita, offtaker kita juga. Jadi enggak ada lagi ketergantungan dengan pihak lain," ujarnya.
Nantinya Danantara akan membiayai proyek hilirisasi industri senilai USD 618 miliar tahun ini. Tahap pertama akan ada 21 proyek dengan total investasi sekitar USD 45 miliar, termasuk DME batu bara dan pembangunan kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel per hari.