Populer: Rudal Pelindung Ibu Kota; RI Tak Punya Kapal Penyelamat KRI Nanggala

26 April 2021 4:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Selam KRI Nanggala-402.
 Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Sepanjang hari Minggu (25/4) kumparanBisnis tetap menghadirkan berita-berita menarik bagi pembaca. Salah satu yang populer adalah informasi mengenai rudal pelindung ibu kota.
ADVERTISEMENT
Kabar itu dilengkapi dengan berita Indonesia masih belum mempunyai kapal penyelamat KRI Nanggala 402. Perlu triliunan rupiah kalau Indonesia mau memilikinya.
Berikut ini selengkapnya berita populer kumparanBisnis:
Rudal Pelindung Ibu Kota
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, menempatkan rudal pengaman Ibu Kota Indonesia di Tangerang, Banten. Hal tersebut karena Satuan Rudal (Satrudal) 111 Teluk Naga, Tangerang, Banten, telah diresmikan sejak 26 November 2020.
Rudal terbaru ini nantinya memiliki jangkauan tembak minimal 55 km. Bila di-uprage, sistem pertahanan udara NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile) itu bisa menjangkau sasaran dengan radius 180-220 km.
Kehadiran Satrudal 111, dianggap menjadi momentum kebangkitan kembali sistem pertahanan udara nasional di mana pada 1960-an TNI AU sangat dominan dan disegani di kawasan Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi dari indomiliter.com, efek deterennya memang tak sedahsyat pada dekade 1960-an. Namun, penggelaran kembali sistem rudal hanud Medium Range Air Defence (MERAD) pengaman ibu kota Jakarta di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, membawa angin segar dalam dunia alutsista di Tanah Air.
Rudal NASAMS terbaru untuk pertahanan Ibu Kota Jakarta. Foto: Facebook/@lembagakeris
RI Tak Punya Kapal Penyelamat KRI Nanggala
Indonesia masih belum memiliki kapal hingga alat evakuasi khusus untuk penyelamatan awak kapal selam. Alhasil, Indonesia meminta bantuan negara tetangga dan sahabat yang memiliki kapal dan alat khusus penyelamat kapal selam KRI Nanggala402. Singapura, Malaysia hingga India telah mengirimkan kapal dan alat rescue kapal selam milik mereka.
Kapal rescue kapal selam milik Singapura, MV Swift Rescue tiba paling awal pada Sabtu (24/4) tengah malam setelah menempuh perjalanan 1.500 km di perairan utara Bali. Mengutip situs Naval Technology, Minggu (25/4), kapal evakuasi ini dibangun oleh perusahaan galangan kapal lokal Singapura, ST Marine. Kapal yang diluncurkan tahun 2008 itu menelan biaya pembangunan USD 400 juta atau setara Rp 5,8 triliun. MV Swift Rescue dilengkapi dengan kapal selam 'mini' penyelamat atau Deep Search and Rescue Six (DSAR 6) untuk evakuasi awak kapal selam. Kapal selam DSAR 6 yang diawaki 2 operator ini mampu membawa dan menyelamatkan maksimal 17 kru dalam sekali proses evakuasi bawah air. Jangkauan evakuasi mencapai kedalaman 500 meter di bawah air.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, para awak kapal selam yang berhasil dievakuasi, bisa ditampung di fasilitas/ ruang dekompresi di dalam kapal dengan kapasitas 40 orang. Selain itu, kapal MV Swift Rescue juga memiliki fasilitas robot bawah air (ROV system) yang berfungsi untuk menentukan lokasi pasti kapal selam. Dengan panjang 85 meter dan lebar 18,3 meter, kapal evakuasi ini memiliki fasilitas helipad untuk helikopter.
Jika Indonesia berencana membeli kapal jenis ini, bakal mengambil 4,42 persen dari total pagu anggaran Kementerian Pertahanan tahun 2021 yang sebesar Rp 131 triliun.