Populer: Rupiah Anjlok Nyaris Rp 16.300; APINDO Beri Sinyal Ada PHK Lagi

20 Desember 2024 6:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Nilai kurs rupiah anjlok 193.50 poin atau 1,20 persen berada di level Rp 16.291 per Dolar AS pada perdagangan Kamis (19/8). Kabar ini menjadi salah satu berita paling banyak dibaca kemarin.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada juga kabar tentang sinyal pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Rupiah Anjlok Nyaris Rp 16.300 per Dolar AS
Rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pasar merespons pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang mengisyaratkan penahanan suku bunga acuan dalam waktu lama.
Terpuruknya nilai tukar siang ini melebihi asumsi pemerintah dalam APBN 2025 yang menetapkan rentang kurs rupiah Rp 16.000 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto memastikan, BI menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi dengan masuk ke pasar keuangan domestik. Intervensi dilakukan di pasar spot, pasar forward non-deliverable domestik, dan pasar obligasi pemerintah untuk menjaga kepercayaan pasar.
ADVERTISEMENT
"BI tentu terus mengawal dengan masuk pasar," jelasnya.
APINDO Beri Sinyal Ada PHK Lagi
Ketua Komite Analisis Kebijakan Ekonomi Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Apindo Aviliani memberi sinyal terjadi PHK imbas anjloknya kurs rupiah. Menurutnya, ketika rupiah sedang melemah, impornya menjadi lebih mahal.
“Nah efisiensi ini yang biasanya akibatnya ke PHK, kemudian efisiensi ini juga akibatnya ke berbagai hal yang supaya mereka tetap bisa survive,” kata Aviliani.
“Kalau gak bisa survive, akhirnya apa dia? Naikin harga barang. Nah jadi inflasi bisa jadi juga karena pelemahan rupiah. Ini yang terjadi,” ujarnya.
Adapun sektor yang paling berdampak atas anjloknya rupiah ini yaitu sektor yang berhubungan langsung dengan banyak masyarakat, salah satunya air bersih.
ADVERTISEMENT
“Hampir semua sektor tumbuhnya itu masih positif, masih bagus. Justru yang jelek itu adalah air bersih. Jadi menurut saya ini yang perlu diperhatikan,” kata Aviliani.