Populer: Sinyal PPN 12 Persen Ditunda; Tiket Pesawat Turun 10 Persen

28 November 2024 5:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi membayar pajak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membayar pajak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kabar mengenai adanya sinyal kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen diundur menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Rabu (27/11).
ADVERTISEMENT
Selain itu, tiket pesawat yang turun 10 persen selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai 19 Desember 2025 juga banyak menyita perhatian publik. Berikut ini rangkumannya:

Sinyal PPN 12 Persen Diundur

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pengisi materi di retreat Kabinet Merah Putih, Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/10). Foto: Instagram/ @luhut.pandjaitan
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan saat ini pemerintah sedang mengkaji ulang rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen. Menurutnya, ada pertimbangan penerapan kebijakan ini diundur dari rencana awal yaitu 1 Januari 2025.
Luhut bilang, jika PPN naik masyarakat harus diberi stimulus dahulu. Stimulus bisa diberikan dalam bentuk bantuan sosial termasuk untuk kelas menengah. Walau begitu Luhut bilang bantuan sosial tidak akan berupa bantuan langsung tunai (BLT), tetapi berupa subsidi energi ketenagalistrikan.
"Ya hampir pasti diundur. PPN 12 persen sebelum itu jadi, harus diberikan dulu stimulus kepada rakyat yang ekonominya susah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk bansos tersebut dalam APBN. Luhut memahami penolakan yang terjadi terhadap kebijakan PPN terjadi karena masyarakat belum mendapat sosialisasi secara detail.

Tiket Pesawat Turun 10 Persen di Desember

Ilustrasi Pesawat di Bandara. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pemerintah menurunkan harga tiket pesawat hingga 10 persen selama Nataru 2025. Nantinya penurunan harga tiket akan diimplementasikan di 19 bandara utama di Indonesia selama 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
Intervensi ini mampu menekan harga tiket pesawat hingga 9,9 persen, setara dengan penghematan rata-rata Rp 157.500 per tiket. Estimasi penghematan secara keseluruhan mencapai Rp 472,5 miliar selama masa liburan.
Kompensasi ini dapat dicapai dengan kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan, Pertamina, Angkasa Pura hingga maskapai domestik. Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bilang langkah ini dapat dicapai dengan menurunkan biaya atau jasa di bandarudaraan, harga avtur dan fuel surcharge.
ADVERTISEMENT
"Penurunan harga tiket untuk membantu masyarakat kita dan juga menggerakkan ekonomi termasuk pariwisata maka dari semua elemen tadi termasuk menurunkan biaya atau jasa di bandarudaraan termasuk juga avtur dan tentunya fuel surcharge maka bisa dikurangi harga tiket itu kurang lebih 10 persen," kata AHY.
Dalam hal ini, tarif jasa kebandarudaraan dipotong 50 persen, avtur di diskon 5,3 persen dari bulan sebelumnya dan fuel surcharge diturunkan 8 persen untuk pesawat bermesin jet.
Kebijakan ini nantinya berlaku untuk seluruh kategori penumpang, mulai dari layanan full-service hingga no-frills.