Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Populer: Sri Mulyani Blokir Anggaran Rp 50,2 T; Miliarder China Hilang Misterius
20 Februari 2023 6:15 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani memblokir anggaran kementerian dan lembaga (K/L) Rp 50,2 triliun, menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Minggu (19/2).
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga ada berita tentang hilangnya miliarder asal Tiongkok secara misterius. Berikut berita populer di kumparanBisnis.
Sri Mulyani Blokir Anggaran K/L Rp 50,2 T
Pemerintah kembali melaksanakan kebijakan automatic adjustment atau penyesuaian anggaran di kementerian atau lembaga (K/L). Sri Mulyani mengatakan kebijakan tersebut diambil untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik pada tahun anggaran 2023.
"Automatic adjustment bukan merupakan pemotongan anggaran. Ini merupakan strategi antisipatif terhadap ketidakpastian perekonomian global dan kondisi geopolitik saat ini, melalui prioritas belanja,” jelas Sri Mulyani melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu (18/2).
Bendahara negara ini mengungkapkan anggaran K/L yang diblokir di 2023 senilai Rp 50,2 triliun mayoritas dari anggaran untuk belanja pegawai, salah satunya perjalanan dinas pegawai.
ADVERTISEMENT
Secara total, nilai automatic adjustment belanja K/L 2023 ditetapkan sebesar Rp 50,23 triliun yang berasal dari belanja K/L dalam bentuk Rupiah Murni (RM) dengan mempertimbangkan kinerja realisasi anggaran selama tiga tahun terakhir.
Kegiatan yang diprioritaskan untuk diblokir yakni belanja pegawai yang dapat diefisienkan, belanja barang yang dapat diefisienkan diutamakan dari belanja honor, perjalanan dinas, paket meeting, belanja barang operasional lainnya, dan belanja barang non operasional lainnya.
Miliarder China Hilang Misterius
Manajemen perusahaan mengabarkan Bao Fan tak bisa dihubungi sejak Kamis (16/2). Hingga kini, belum ada kabar terbaru mengenai dirinya.
ADVERTISEMENT
"Hilangnya Fan Bao menambah serangkaian kasus hilangnya eksekutif China terkenal dengan sedikit penjelasan selama kampanye antikorupsi besar-besaran yang dipelopori oleh Presiden Xi Jinping, meskipun alasan hilangnya Bao tidak jelas," demikian laporan Reuters, Minggu (19/2).
Reuters kemudian mengaitkan dengan Partai Komunis China yang berkuasa sejak 2021. Partai itu mulai menyoroti aktivitas di sektor keuangan negara tersebut secara luas, termasuk dugaan korupsi dan transaksi ilegal di dalamnya.