Populer: Sri Mulyani soal Listrik 450 VA Dihapus; Beras & Rokok Picu Kemiskinan

15 September 2022 5:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas PLN mengganti meteran listrik di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Rabu (15/5/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas PLN mengganti meteran listrik di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Rabu (15/5/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menepis isu listrik 450 VA dihapus dan dialihkan ke 900 VA menjadi berita yang banyak dibaca di kumparanBisnis sepanjang Rabu (14/9).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada juga kabar mengenai beras dan rokok yang dianggap memicu angka kemiskinan bertambah di Indonesia.
Berikut selengkapnya rangkuman berita populer di kumparanBisnis:

Sri Mulyani soal Listrik 450 VA Dihapus

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (13/9/2022). Foto: Nadia Riso/kumparan
Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara terkait usulan listrik 450 VA dihapus dan dialihkan ke 900 VA. 450 VA merupakan golongan listrik untuk rumah tangga miskin yang selama ini disubsidi pemerintah.
Menurutnya, pemerintah masih memberikan subsidi listrik untuk pelanggan 450 VA sampai saat ini. Dia memastikan tidak ada perubahan, sesuai dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2023.
"RUU APBN 2023 masih menggunakan struktur pengguna listrik yang masih sama," kata Sri Mulyani kepada awak media di Kompleks Parlemen DPR/MPR, Jakarta, Rabu (14/9).
ADVERTISEMENT

Beras dan Rokok Picu Kemiskinan

Ketua Umum Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (13/9/2022). Foto: Nadia Riso/kumparan
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan sejumlah komoditas yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia. Komoditas penyumbang kemiskinan itu berasal dari beras hingga rokok.
"Kalau kita lihat yang mempengaruhi kemiskinan itu ada beberapa komoditi yang utama. Beras berpengaruh 23 persen di desa dan 19 persen di kota. Kedua, ini tidak boleh ketahuan Menkes, rokok pengaruhnya 11 hingga 12 persen, kemudian telur ayam, gula pasir, daging ayam, dan lainnya," ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Pusat dan daerah Pengendalian Inflasi 2022, Rabu (14/9).
Melihat data tersebut, ia minta kepada pemerintah daerah agar dapat segera menangani sejumlah komoditas tersebut. Hal tersebut dilakukan demi mengendalikan laju inflasi sekaligus angka kemiskinan di Indonesia.
ADVERTISEMENT