Populer: Usulan Cukai Minuman Manis 2025; Alasan Sri Mulyani Sering Bungkam

12 Desember 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minuman teh kemasan. Foto: Prachana Thong-on/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minuman teh kemasan. Foto: Prachana Thong-on/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Usulan cukai Minuman Berpemanis (MBDK) untuk segera diberlakukan menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga informasi mengenai alasan mengapa Menteri Keuangan Sri Mulyani bungkam dalam beberapa waktu terakhir juga banyak menyita perhatian publik. Berikut rangkumannya:

BRIN Minta Cukai MBDK Segera Diberlakukan

Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Zamroni Salim dan Peneliti Ekonomi Makro dan Keuangan, Pihri Buhaera di Kantor BRIN, Jakarta, Rabu (11/12). Foto: Ghifari/kumparan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meminta pemerintahan Prabowo Subianto segera mengimplementasikan penerapan kebijakan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK). Bahkan cukai ini diusulkan agar berlaku mulai tahun depan.
Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN, Zamroni Salim, mengatakan hal ini dikarenakan kebijakan cukai MBDK diharapkan mampu menurunkan tingkat konsumsi berpemanis.
“Cukai itu menurut kami perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi masalah market failure yang terjadi di dalam konsumsi makanan berpemanis yang itu berdampak pada beban penyakit Indonesia,” kata Zamroni di Kantor BRIN, Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT
Zamroni menyatakan BRIN setuju jika pemerintah menerapkan kebijakan cukai MBDK pada tahun depan. Menurutnya, pemerintah bisa mengenakan cukai hingga mencapai 20 persen.

Alasan Sri Mulyani Bungkam kepada Wartawan

Sri Mulyani usai Konferensi Pers APBN KiTA di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat pada Rabu (11/12/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan alasannya yang jarang merespons pertanyaan media dalam beberapa waktu terakhir. Dia mengaku saat ini tengah menghadapi kesibukan yang luar biasa.
Meski begitu, bendahara negara itu menegaskan kesibukan ini tidak berarti dirinya mengabaikan media. Namun, fokusnya terpusat pada hal-hal teknis dan substansial yang tidak selalu menarik perhatian publik.
"Teman-teman wartawan merasa bahwa saya beberapa minggu terakhir diam, saya tidak sedang apa-apa, tapi kita memang sedang sibuk saja. Jadi kalau kita sedang sibuk dan juga banyak fokus kepada hal-hal yang sangat-sangat substansial," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sri Mulyani juga bertugas untuk mencatat perubahan dalam struktur kementerian memerlukan penyesuaian signifikan terhadap anggaran.
"Dalam dua minggu terakhir, kita harus melakukan realokasi dan meng-assign kementerian-kementerian baru dengan badan anggaran yang baru, serta bagaimana mereka memecah anggaran untuk tahun 2024 dan implikasinya untuk 2025," ungkap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut pekerjaan yang dilakukannya tidak selalu menjadi headline media. "Mungkin itu tidak muncul di headline, karena yang saya tahu headline dari teman-teman media agak berbeda dengan yang sedang kita kerjakan, tapi kami memahami apa yang dibutuhkan oleh media untuk mendapatkan penjelasan dari kita," tegasnya.