Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Posisi Erick Thohir dan Bos BUMN Akan Digantikan oleh Para Perempuan Ini
28 September 2021 7:53 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Posisi Menteri BUMN Erick Thohir dan lima bos pelat merah akan digantikan para perempuan muda dalam acara #GirlsTakeOver. Mereka akan ambil alih kursi panas itu seharian pada Jumat (30/9).
ADVERTISEMENT
Adapun kelima perusahaan tersebut adalah PT BRI (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dan PT Telkomsel.
Acara 'Rasanya Jadi Menteri dan Dirut BUMN' ini diselenggarakan Kementerian BUMN bekerja sama dengan Yayasan Plan Indonesia. Keenam perempuan muda ini lolos seleksi setelah mengalahkan 7.000-an pendaftar dalam serangkaian tes yang dilakukan pada akhir Agustus hingga pertengahan September 2021. Usia mereka 19 sampai 24 tahun.
#GirlsTakeover merupakan kampanye global yang diinisiasi oleh Plan International dan diselenggarakan serentak di 75 negara setiap tahunnya dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girls) yang jatuh pada 11 Oktober. Tahun ini, temanya adalah kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan di dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Perempuan Harus Punya Kesempatan Sama di Dunia Kerja
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, program ambil alih kursi menteri dan dirut-dirut BUMN sangat menarik, sejalan dengan visi dari Kementerian BUMN yang menempatkan minimal 15 persen direksi perempuan untuk memimpin BUMN.
"Kita punya target di tahun ini 15 persen porsi kepemimpinan wanita. Di 2023 naik jadi 25 persen. Kenapa? Ini penting agar ada kesetaraan gender. Dengan adanya balance kepemimpinan terbukti ada improvement di perusahaan," kata dia dalam acara Girls Take Over bersama Kementerian BUMN dan BUMN, Senin (27/9).
Erick mengatakan di BUMN ada Forum Human Capital (FHC) BUMN, salah satunya memiliki agenda untuk memerangi kekerasan seksual di lingkungan pekerjaan. Di dalam FHC BUMN ini ada juga ada mentoring, salah satunya membahas mengenai keseimbangan bagi perempuan yang bekerja profesional di perusahaan dan perannya di rumah tangga sebagai seorang ibu.
ADVERTISEMENT
"Karena itu ketiga FHC BUMN kerja sama dengan Girls Take Over, saya langsung sambut hal ini sangat positif dan tentu bagus untuk women leadership. Kita ingin banyak pemimpin di bawah 42 tahun," katanya.
Penggantinya Akan Turun Lapangan Pantau Kerja BUMN
Secara teknis, kata dia, seorang perempuan yang akan menggantikan perannya menjadi menteri lusa nanti akan diajari berbagai tips bekerja di BUMN. Dia juga akan mengajak penggantinya turun ke lapangan.
"Untuk gantikan saya pasti ada meeting, saya akan berikan tipsnya biar enggak under pressure, dan kita akan turun ke bawah. Jadi sabar, mudah-mudahan minggu ini ada keputusannya," ujar Erick.
Dia juga meminta enam perempuan yang terpilih ini masuk dalam program scholarship di Kementerian BUMN dan dilibatkan di program CSR BUMN.
ADVERTISEMENT
"Kita harap FHC BUMN lakukan kerja sama lagi untuk 5 tahun sampai 2026. Kenapa 5 tahun? Karena nanti 2024 dibilang kampanye," ujar Erick.
Berikut Enam Profil Perempuan Muda Terpilih:
1. Sharon (24 tahun) dari Bekasi, Jawa Barat, merupakan mahasiswi universitas negeri di bidang psikologi dan best graduate officer development program salah satu BUMN.
Selama pandemi COVID-19 saat ini, Sharon berkesempatan untuk memimpin tim COVID Rangers dalam mendorong kesadaran seluruh anggota tim demi mencegah penularan COVID-19.
2. Putri (21 tahun) dari Bandung, Jawa Barat, merupakan lulusan salah satu universitas pertanian terkemuka, sudah aktif memperjuangkan hak-hak anak perempuan di desanya. Ia sedih melihat anak perempuan yang dikawinkan dan putus sekolah.
Tergabung dalam Forum Anak Daerah untuk berjuang untuk menikmati haknya, Putri menjadi konselor sebaya dari kampung ke kampung.
ADVERTISEMENT
3. Arum (23 tahun) dari Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Ia adalah mahasiswi hukum. Dia pernah memenangkan kategori Hakim Terbaik pada kompetisi peradilan semu bergengsi. Arum juga aktif berorganisasi serta menjadi asisten peneliti, tutor serta bekerja di salah satu bank BUMN.
4. Virdha (23 tahun) dari Magelang, Jawa Tengah, merupakan pegawai di bagian SDM dan general affair. Saat ini, Virdha aktif di Pusat Studi Gender dan berpartisipasi di dalam program pemberdayaan perempuan yang bekerja dengan berinovasi menggunakan bahan lokal dan melakukan pelatihan ekonomi untuk perempuan di suatu perkampungan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Adinda (20 tahun) dari Jepara, Jawa Tengah. Adinda saat ini sedang mengenyam pendidikan S1 di bidang informatika. Ia pun aktif dalam kegiatan di dalam kampus, mulai dari menjadi anggota Developer Student Club, asisten praktikum, hingga pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
ADVERTISEMENT
6. Sisilia (22 tahun) dari Kupang, NTT, sempat menjadi seorang edukator dan Plt Kepala Sekolah Pendidikan Usia Dini yang membawahi empat kelas besar di sebuah lembaga pendidikan swasta di Kota Kupang. Sisilia ingin mendorong semua pihak untuk lebih memperhatikan isu kesetaraan gender dan tidak menghakimi perempuan atas pilihan yang ia ambil terhadap kepemilikan tubuhnya.