Potensi Ekonomi Digital Tinggi, BI Dorong Pesantren Buat E-commerce

12 November 2019 16:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo. Foto:  Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menilai pentingnya pesantren untuk memanfaatkan teknologi dan informasi di era digital saat ini. Untuk itu, bank sentral mendorong pesantren dapat membangun ekosistem digital seperti virtual market atau e-commerce yang dimanfaatkan antar-pesantren di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tentunya, dengan keberadaan sekitar 30.000 pondok pesantren dan 5 juta orang santri, modal besar pesantren untuk membangun ekosistem digital secara internal tidak diragukan lagi," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di JCC, Jakarta, Selasa (12/11).
Menurutnya, e-commerce antar-pesantren tersebut tidak harus selalu diarahkan pada kegiatan ekonomi, tapi juga untuk menunjang kegiatan pembelajaran maupun koordinasi antar-pesantren.
"Targetnya, pesantren tidak hanya menjadi objek dan pasar dalam era ekonomi digital yang berkembang pesat seperti sekarang ini. Tetapi juga menjadi subjek atau penggerak utama dalam iklim ekonomi digital, terutama pada lingkup produk dan layanan berbasis syariah," jelasnya.
Santri mengikuti kilatan kitab kuning yang dipimpin Kiai Fahmi Amrullah di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Selasa (7/5). Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Dari total populasi Indonesia yang sekitar 268 juta jiwa penduduk, sebanyak 56 persen di antaranya atau 150 juta orang merupakan pengguna internet aktif.
ADVERTISEMENT
Dari 150 juta orang tersebut, sebanyak 91 persen menggunakan ponsel atau smartphone. Namun baru 10 persen yang sudah memanfaatkannya untuk melakukan pembelian maupun pembayaran online secara rutin.
"Market size ekonomi digital Indonesia pada akhir tahun 2019 akan mencapai USD 40 miliar atau sekitar Rp 560 triliun, kemudian pada tahun 2025 berpotensi mencapai USD 100 miliar atau Rp 1.400 triliun," paparnya.
Namun demikian, lanjut Dody, masih ada sejumlah tantangan bagi pesantren untuk bisa memanfaatkan virtual market secara mandiri. Apalagi jika tidak ditunjang dengan infrastruktur teknologi dan aksesibilitas layanan publik yang memadai.
"Tetapi, bukan berarti itu adalah hal yang mustahil dilakukan. Sehingga, semangat gotong royong atau sinergi di kalangan pesantren dalam pandangan kami perlu untuk senantiasa diperkuat," kata Dody.
ADVERTISEMENT
Adapun hingga saat ini, sudah ada beberapa pesantren yang mengembangkan e-commerce. Salah satunya Tamam.id yang dikembangkan oleh Unida Gontor. Laman ini berisi kegiatan jual-beli antar-pesantren di Indonesia.
"Ini usaha yang pesantren yang terus dikembangkan, sejalan dengan teknologi yang terus berkembang di Indonesia," tambahnya.