Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Potensi Energi Surya Capai 3.200 GW, Ini Strategi ESDM Dorong Pemanfaatannya
19 April 2022 22:35 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) mencatatkan potensi energi surya di Indonesia bisa menjadi sumber energi primer terbesar yang berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT), yaitu sebesar 3.200 gigawatt (GW).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial, mengatakan pemanfaatan energi surya ini telah menjadi prioritas pemerintah dalam komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29 persen di tahun 2030, menuju target karbon netral di tahun 2060.
Adapun pemanfaatan EBT ditargetkan mencapai 23 persen di tahun 2025. Namun, kata Ego, kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional tahun 2021 baru 11,7 persen. Sehingga, butuh strategi untuk mempercepat pencapaian target ini.
"Potensi energi surya yang dimiliki Indonesia yaitu lebih dari 3.200 GW atau 89 persen dari total potensi EBT yang kita miliki," kata Ego dalam Indonesia Solar Summit 2022, Selasa (19/4).
Dengan kapasitas besar tersebut, lanjutnya , saat ini pemerintah sedang memprioritaskan energi surya untuk pengembangan EBT. Target dalam RUPTL 2021-2030 menetapkan porsi EBT sebesar 20,9 GW di tahun 2030, dengan target penambahan solar PV terpasang sebesar 4,68 GW.
ADVERTISEMENT
"Energi surya akan berperan penting dalam penyediaan energi listrik, di mana dari 587 GW kapasitas pembangkit EBT sebesar 361 GW atau lebih dari 60 persen akan berasal dari energi surya," tuturnya.
Ego pun memaparkan, saat ini pemerintah memiliki 3 program besar pengembangan energi surya. Pertama, PLTS atap dengan target 3,61 GW pada tahun 2026, PLTS ground mounted berskala besar, dan PLTS terapung di 270 lokasi dengan potensi sekitar 27 GW.
"Indonesia juga memiliki peluang yang besar untuk melakukan ekspor listrik yang berasal dari energi surya ke beberapa negara ASEAN, seperti Singapura," imbuh dia.
Dia menambahkan, PLTS atap menjadi kunci percepatan pemanfaatan energi surya melalui kontribusi langsung para pengguna energi khususnya para industri untuk memenuhi tuntutan pasar yang semakin kuat terhadap produk hijau.
ADVERTISEMENT
Selain itu, diharapkan ada dukungan dari manufaktur lokal yang sangat diperlukan untuk menambah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan memberikan manfaat besar kepada masyarakat terutama dalam penciptaan lapangan kerja.
"Selain itu, aspek kemudahan, akses pembiayaan murah, insentif, dan fasilitas pembiayaan lain sangat penting untuk memberikan kelayakan finansial dan meningkatkan investasi EBT seperti PLTS," ujar Ego.
Dengan begitu, dia pun menegaskan implementasi program-program energi surya ini membutuhkan kontribusi dari banyak pihak, tidak hanya pemerintah, badan usaha usaha maupun pengembang EBT, tapi juga dari para pengguna energi seperti sektor komersial dan industri.
***
Ikuti giveaway kumparanBISNIS dan dapatkan hadiah saldo digital total Rp 1,5 Juta, klik di sini. Kegiatan giveaway ini terbatas waktunya, ayo segera gabung!
ADVERTISEMENT