Potensi Perputaran Uang selama Ramadan dan Lebaran 2024 Capai Rp 157,3 Triliun

29 Maret 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri 1445 H tahun 2024 mencapai Rp 157,3 triliun. Jumlah tersebut masih berpotensi naik.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, mengatakan angka perputaran uang tersebut dengan asumsi jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang. Jika jumlah per keluarga rata-rata 4 orang, maka jumlah pemudik setara dengan 48,4 juta keluarga. Dengan asumsi setiap keluarga membawa uang rata rata Rp 3.250.000.
“Perputaran uang tersebut akan menyebar di berbagai sektor usaha seperti ritel, fashion, makanan dan minuman, BBM, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, juga sektor pariwisata,” kata Sarman dalam keterangan resmi, Kamis (28/3).
Perputaran uang ini akan menyebar di seluruh pelosok tanah air, terutama daerah yang menjadi tujuan utama mudik seperti Jawa Tengah,Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten dan Jabodetabek yang diperkirakan mencapai 62 persen dari jumlah penduduk.
ADVERTISEMENT
Sisa perputaran uang tersebut akan menyebar di Sumatera, Kalimantan, Bali/NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua. Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
“Perputaran uang selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 sangat signifikan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2024 yang akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 bertahan di angka 5 persen,” ujar Sarman.
Sarman melanjutkan, perputaran uang tersebut juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di masing-masing daerah tujuan mudik yang berasal dari pajak hotel, restoran, café, retribusi masuk destinasi wisata dan lain-lain selama musim libur Idul Fitri ini.
“Di samping perputaran uang pemudik, beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman TKI dari luar negeri atau remitansi yang juga mengalami pertumbuhan diprediksi sekitar 25-30 persen selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H,” katanya.
ADVERTISEMENT
Di tengah tekanan kondisi ekonomi global yang tidak pasti, momentum Idul Fitri tahun ini sangat strategis mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan geliat ekonomi di seluruh tanah air.
Budaya mudik untuk merayakan Idul Fitri menjadi sarana perputaran uang terbesar di Indonesia yang diperkirakan mencapai 25 persen setiap tahun. “Perputaran ini akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga,menggerakkan perekonomian daerah dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Sarman.
Sesuai data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik tahun ini naik sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Kenaikan jumlah pemudik tersebut akan mengerek terhadap kenaikan perputaran uang yang sangat besar di seluruh pelosok Tanah Air. khususnya daerah tujuan mudik dan destinasi wisata.
ADVERTISEMENT