Potensi Resesi AS Bikin 2 Juta Orang Kehilangan Pekerjaan

9 April 2025 8:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesibukan pekerja di Hammond's Candies, pemasok permen terbesar di Denver, Colorado, Amerika Serikat. Foto: Alyson McClaran/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kesibukan pekerja di Hammond's Candies, pemasok permen terbesar di Denver, Colorado, Amerika Serikat. Foto: Alyson McClaran/Reuters
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers memperingatkan bahwa resesi AS akibat kebijakan tarif tinggi Presiden Donald Trump bakal menghilangkan jutaan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Ia juga memperkirakan pendapatan rumah tangga akan turun hingga USD 5.000 per keluarga.
“Besar kemungkinan kita akan masuk resesi. Dan kalau itu terjadi, sekitar 2 juta orang akan kehilangan pekerjaan,” kata Summers mengutip Boomberg, Rabu (9/4).
Menurut Summers, kebijakan tarif Trump saat ini bahkan lebih ekstrem dari tarif yang diterapkan pada tahun 1930. Kebijakan sanksi tarif terdahulu itu malah memperparah depresi ekonomi pada masa itu.
Ia menyarankan agar pemerintahan AS segera mundur dari kebijakan ini. Pasar keuangan pun menurutnya sudah memberikan sinyal jelas.
“Begitu ada kabar tarif dibatalkan, pasar langsung naik. Tapi kalau tarif tetap jalan, pasar langsung anjlok,” ujarnya.
Summers menilai resesi yang disebabkan langsung oleh kebijakan dalam negeri seperti ini adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Presiden Donald Trump menunjukkan grafik tarif impor baru dengan disaksikan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
“Krisis ini bukan karena faktor luar. Ini murni akibat ucapan dan tindakan Presiden Trump dan timnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dampak lain dari resesi juga akan terasa di banyak sektor: mulai dari meningkatnya defisit anggaran, tekanan di perusahaan berisiko tinggi, hingga efek domino ke negara-negara berkembang.
Ia menegaskan bahwa menaikkan tarif ke level sebelum Perang Dunia II hanya akan membuat kerugian besar, tak cuma di pasar saham tapi di ekonomi global secara keseluruhan.
“Kalau semua ini benar-benar dijalankan, kerugian bisa tembus triliunan dolar,” ucapnya.
Summers bahkan menyindir kebijakan ini sebagai pelajaran ekonomi dasar.
“Ini rumus sederhana. Kalau pajak besar dijatuhkan ke kelas menengah dalam kondisi tak pasti, pasti usaha tertekan dan ekonomi melambat. Anak ekonomi nilai B saja tahu jawabannya,” katanya.