PPKM Darurat Diramal Buat Ritel Tambah Anjlok, Pengusaha Minta Tambahan Insentif
ADVERTISEMENT
Kebijakan PPKM Darurat diperkirakan bisa semakin menghantam industri ritel. Apalagi, kebijakan yang berlangsung sejak hari ini hingga 20 Juli mendatang juga menutup seluruh ritel dalam pusat perbelanjaan, seperti mal.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, kebijakan PPKM Darurat akan semakin memperburuk kondisi iklim usaha ritel. Dia menyebutkan, pembatasan sebelumnya yakni PSBB hingga PPKM Mikro, telah membuat tingkat penjualan dan kunjungan ke pusat ritel sudah turun sebesar 20 persen.
“Pembatasan kemarin saja kita sudah turun 20 persen. Ditambah yang sekarang ini saya perkiraan akan semakin turun bisa 40 persen,” ujar Roy dalam diskusi virtual PPKM Darurat Selamatkan Rakyat, Sabtu (3/7).
Tak hanya itu, penjualan yang turun itu juga diprediksi menambah jumlah gerai ritel yang tutup. Hal ini imbas dari kerugian yang terus berlanjut selama satu tahun lebih.
“Pembatasan ketat dan penegakan sanksi akan sangat penting. Kita hanya bisa berharap semua akan mengalir seperti yang diharapkan pemerintah,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Roy juga berharap agar pemerintah bisa kembali memberikan tambahan insentif bagi para pelaku usaha ritel. Selain itu, ke depan ia berharap pemerintah bisa melakukan komunikasi dengan para pelaku usaha sebelum menetapkan kebijakan.
“Kami di sektor ritel dan eceran ini enggak pernah diajak bicara, sekarang ini swalayan kam 95 persen itu kebutuhan pokok, ada di mal. Mal-nya tutup kita bagaimana,” kata dia.
“Pemerintah perlu berikan insentif tambahan bagi pelaku ritel,” tambahnya.