Prabowo Antisipasi Harga Cabai Bisa Kerek Inflasi Jelang Ramadan

18 Februari 2025 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang memilah cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang memilah cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto melakukan antisipasi tingginya harga cabai di Tanah Air yang dapat mengerek inflasi. Hal ini diutarakan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut dia, Prabowo bahkan membahas dampak kenaikan harga cabai pada inflasi ini dalam sebuah pertemuan dengan para menteri.
ADVERTISEMENT
“Beberapa isu yang sangat (berkaitan dengan inflasi) adalah soal harga cabai. Kemarin juga kita ada rapat kabinet, kata Presiden, cabai juga berpengaruh besar terhadap inflasi,” kata Luhut di sela-sela gelaran Indonesia Economic Summit (IES) by Indonesian Business Council (IBC) di Jakarta, Selasa (18/2).
Berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas hari ini, Selasa (18/2), rata-rata harga cabai rawit merah nasional mencapai Rp 65.645 per kg, naik dari hari sebelumnya Rp 65.385 per kg.
Sementara itu, pada Januari 2025 tercatat deflasi sebesar 0,76 persen sebesar 0,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy), menunjukkan inflasi hingga 0,76 persen.
Luhut bilang, masyarakat tetap mengkonsumsi cabai meskipun harganya tinggi, apalagi menjelang Ramadan dan Lebaran. Untuk itu, agar harga cabai dan pangan tetap stabil, Luhut menilai perlu ada kebijakan fiskal yang bisa meningkatkan produktivitas belanja dan perbaikan manajemen anggaran ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
“Penerapan disiplin fiskal sekaligus meningkatkan produktivitas belanja, ini program Presiden. Saya tidak melihat ada masalah dari sudut pandang anggaran di sini mengenai ketahanan pangan. Masalahnya adalah manajemennya, harus diperbaiki,” tutupnya.