Prabowo Gaungkan Lagi Tanggul Laut Raksasa, Proyek yang Dulu Ditolak Anies

11 Januari 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan) dan Capres nomor urut dua Prabowo Subianto beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan) dan Capres nomor urut dua Prabowo Subianto beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghidupkan lagi proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall). Dibangun di sepanjang jalur pantai utara Jawa agar kawasan tersebut tak tenggelam di tengah penurunan permukaan air tanah dan naiknya air laut.
ADVERTISEMENT
Dalam Seminar Nasional tentang Giant Sea Wall Pulau Jawa, Rabu (10/1), Prabowo sebenarnya mengakui sebagai Menhan dia memang tidak terlibat langsung dalam kajian proyek ini. Tapi dia mengaku merasa terpanggil untuk lebih memusatkan perhatian kepada rencana besar ini yang sudah digantung belasan tahun.
"Saya sendiri yang tidak terlibat langsung dalam kajian dan pembahasan tersebut. Seolah-olah masalah ini yang merupakan jawaban atas fenomena naiknya permukaan laut, abrasi, hilangnya banyak lahan-lahan kita dan terutama kualitas hidup sebagai rakyat kita sungguh-sungguh mengenaskan," kata, Rabu (10/1).
Menurut perhitungan Prabowo, butuh dana hingga USD 60 miliar atau setara Rp 930 triliun dan membutuhkan waktu lama hingga 2040. Sementara tahap awal memakan dana Rp 164 triliun yang dilakukan di Teluk Jakarta.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi pembicara dalam seminar nasional 'Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall)', di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Foto: Dok. Istimewa

Libatkan Unhan Bangun Rumah Apung

ADVERTISEMENT
Sementara di Pantura, belum ada data detail mengenai rencana ini. Karena itu, Prabowo ingin Universitas Pertahanan (Unhan) ikut dilibatkan dalam proyek yang diinsiasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ini.
Salah satunya adalah Unhan membuat pilot project pemukiman murah di kawasan rentan terendam air. Rumah ini disiapkan selagi tanggul laut raksasa dibangun di pantai utara Jawa Tengah.
Ada dua model rumah yang akan dibangun. Pertama, rumah panggung yang menurutnya bisa diterapkan dengan tinggi panggung di atas 500 cm.
"Kalau tadi 25 cm setahun (permukaan tanah yang turun), berarti kalau 20 tahun 500 cm. Berarti rumah panggung ini harus bisa di atas genangan setinggi itu," ujar dia.
Pekerja menggunakan ekskavator untuk menyelesaikan pembangunan tanggul laut di Cilincing, Jakarta, Kamis (4/11/2021). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Kedua, rumah murah terapung. Prabowo bilang sudah ada contoh alias prototype-nya. Pembangunan rumah ini akan dibantu BUMN PT PAL yang ahli dalam perkapalan dan BUMN PT LEN Indonesia.
ADVERTISEMENT
Prabowo bilang, dalam prototype ini, biaya pembangunan rumahnya Rp 130 juta per unit. Termasuk ada solar panel untuk kebutuhan listrik jadi tidak bergantung pada PLN (off grid) dan ada septic tank agar sanitasi bersih dan bebas mikroba.
"Perencanaan mereka bagus Rp 130 juta, tapi saya kasih anggaran lebih jadi Rp 150 juta per rumah karena budaya Indonesia ini suka mark up, nah ini sekalian aja saya (tambah) anggarannya agar bikin yang terbaik untuk rakyat segera," ujarnya.

Digagas Fauzi Bowo, Ditolak Anies di Jakarta

Proyek tanggul laut raksasa bukan hal baru. Rencana ini pernah digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2012.
Pembangunan tanggul laut raksasa Jakarta berbarengan dengan reklamasi dalam bentuk pulau-pulau. Konsultannya dari Belanda, sama seperti yang disebutkan Prabowo
ADVERTISEMENT
Namun proyek ini pernah ditolak Anies Baswedan saat dia menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2018. Anies menilai proyek tanggul laut raksasa di Teluk Jakarta dianggap sebagai kobokan raksasa yang malah akan menampung air kotor. Dibandingkan tanggul laut, Anies melihat pesisir utara Jakarta lebih butuh tanggul pantai.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berdiri di sebelah Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau tanggul laut di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: ANTARA/ HO-Kominfotik Jakarta Utara
Namun pernyataan itu ditanggapi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menilai kalau tak ada tanggul laut raksasa, Jakarta bisa tenggelam.
Akhirnya Anies memerintahkan pembangunan tanggul raksasa yang masuk dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di Teluk Utara Jakarta dikaji ulang bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Tanggul Laut Raksasa Bukan Jurus Ampuh

Usai Presiden AS Joe Biden menyebut Jakarta akan segera tenggelam, Anies yang saat itu masih jadi Gubernur DKI menggelar webinar pada Agustus 2021. Berdasarkan beberapa penelitian dunia yang dia kutip, menunjukkan penurunan permukaan tanah bukan hanya terjadi di pesisir utara Jakarta, tapi juga di selatan Jakarta.
ADVERTISEMENT
Penyebabnya karena penurunan muka tanah (land subsidence) imbas dari masih banyaknya penyedotan air tanah di Jakarta. Terutama di gedung-gedung besar ibu kota.
"Sehingga penyelesaian tidak hanya andalkan pembangunan tanggul, itu bukan satu-satunya jurus ampuh karena kita juga harus lakukan mengurangi penyedotan air tanah yang memberikan dampak pelambatan land subsidence di Jakarta," kata Anies.
Anies pun bikin upaya memperlambat penurunan tanah Jakarta. Pertama, pengurangan penyedotan air tanah diganti dengan pemipaan yang dilakukan PAM Jaya. Di perkampungan Jakarta, Anies membangun kios-kios air agar warga bisa dapat air bersih.
Kedua, melakukan penindakan pada gedung-gedung yang sedot air tanah sembarang.
Progres Tol Semarang-Demak yang terintegrasi tanggul laut. Foto: Kementerian PUPR
"Kami inspeksi seluruh gedung di Thamrin, kurang dari 5 gedung yang taati ketentuan tentang air. ekarang mereka harus taati hukum dan dapat penalti juga koreksi," ungkap Anies.
ADVERTISEMENT
Upaya lain, kata Anies, menambah jumlah air tanah dengan cara tambah sumur resapan. Gunanya bukan cuma menahan beban di Puncak, Bogor, ketika air tinggi akibat hujan, tapi bisa menjadi penampungan air yang meresap ke dalam tanah.
"Pada simulasi tanggul pantai yang saat ini dikerjakan, tak akan selesai kalau hanya satu, Tapi dua (solusi) lainnya harus dikerjakan. Dampak tanggul pantai 1-3 meter ternyata tak punya efek terlalu jauh. Tapi di sisi lain, kita harus terus kawal dengan pengurangan air tanah dan penurunan muka tanah terkendala," ujar dia.