Prabowo-Gibran Butuh Triliunan untuk Realisasi Janji, Dari Mana Duitnya?

19 Desember 2023 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Presiden (Capres) nomor urut dua Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka saat tiba di acara Debat Capres Perdana Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/122023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Presiden (Capres) nomor urut dua Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka saat tiba di acara Debat Capres Perdana Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/122023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Pasangan Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo mengatakan, dibutuhkan ratusan triliun untuk mewujudkan janji Prabowo, mulai dari program makan siang gratis hingga swasembada pangan.
ADVERTISEMENT
"Kita sedang menyisir berbagai sumber penerimaan. Bukan hanya Rp 1.000 triliun lebih untuk ekonomi hijau, minimal Rp 400 triliun untuk makan siang gratis, lalu kita juga ada beberapa ratus triliun untuk target kita swasembada energi dan swasembada pangan. Jadi memang ada kebutuhan dana yang sangat besar," kata Drajad di acara diskusi yang digelar Green Peace, di Jakarta, Selasa (19/12).
Dia menjabarkan, ada beberapa sumber pendanaan yang bisa digunakan untuk mendanai program-program yang jadi janji pasangan Prabowo-Gibran. Drajad mengatakan ada satu pasal di regulasi saat ini yang bila direvisi bisa menghasilkan cuan untuk kas negara.
"Kalau kita ubah pasal itu, Rp 104 triliun bisa kita rilis dari situ. Belum bisa saya share, karena siapa tahu itu nanti disampaikan Mas Gibran waktu debat," kata Drajad.
ADVERTISEMENT
(Kiri-kanan) Eddy Soeparno, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo (tengah) dan Bima Arya. Foto: Instagram/@eddy_soeparno
Contoh kedua, dia mengatakan ada beberapa kasus yang sudah inkrah namun dananya belum masuk menjadi kas negara. Potensial dana yang bisa didapat dari situ ada puluhan triliun.
"Waktu saya bertugas di satu lembaga, itu jumlahnya Rp 90 triliun lebih. Sekarang saya belum tahu, mungkin jumlahnya bertambah. Itu bisa kita gali," ujarnya.
Ketiga, adalah dengan melakukan perombakan di sistem perpajakan saat ini. Drajad tidak merinci berapa potensi yang bisa didapatkan dengan cara ini. Keempat, adalah melakukan digitalisasi di sektor ekstraktif, dia juga tidak merinci berapa potensi besarannya.
Drajad menegaskan, dengan strategi dan kajian yang sudah timnya lakukan, dia optimis anggaran negara cukup mumpuni untuk mendanai program-program yang dijanjikan Prabowo-Gibran.
"Masih ada beberapa lagi sumber-sumber penerimaan, target saya kita bisa minimal identifikasi jumlah yang cukup untuk kemudian (bila) Prabowo-Gibran diberi mandat rakyat, diberi amanat nasional (terpilih jadi Presiden-Wakil Presiden), nanti tahun 2025 kita sudah siap dengan budgeting-nya," pungkas dia.
ADVERTISEMENT