Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Prabowo-Gibran Unggul Quick Count Pilpres 2024, Ini Kata Gubernur BI
21 Februari 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo buka suara soal hasil quick count sejumlah lembaga usai pencoblosan Rabu (14/2) kemarin, yang menempatkan keunggulan Prabowo-Gibran , dibanding dua kompetitornya, paslon 01 Anies-Muhaimin dan paslon 03 Ganjar-Mahfud MD.
ADVERTISEMENT
Perry menegaskan, BI akan tetap independen di tengah pesta demokrasi Indonesia. Dia menjelaskan BI hanya menjalankan mandat sesuai undang-undang untuk menjaga stabilitas makro ekonomi RI.
“Kita bersyukur proses pemilu berjalan lancar. BI akan tetap independen, BI adalah independen dari pemerintah mandat kami jelas sesuai UU menjaga stabilitas, stabilitas rupiah, stabilitas sistem keuangan melalui kebijakan moneter dan sistem pembayaran untuk mendukung pe berkelanjutan,” kata Perry di Kantor Pusat BI, Selasa (21/2).
Meski begitu, Perry memastikan pihaknya akan terus bersinergi dengan pemerintah. Khususnya dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Meskipun kami independen kami akan terus bersinergi dengan pemerintah. Komitmen kami akan terus bersinergi dengan pemerintah dan karenanya itu tentu saja kami akan melakukan koordinasi itu dengan pemerintah,” tegas Perry.
ADVERTISEMENT
Dampak Pemilu 1 Putaran
Sebelumnya, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny Sasmita memproyeksi pemilihan umum(Pemilu) 2024 hanya dilakukan satu putaran.
“Hasil quick count sudah memberikan sinyal jelas kepada pasar bahwa pemilu berkemungkinan besar hanya satu putaran,” kata Ronny kepada kumparan, Minggu (18/2).
Ronny mengatakan Pemilu satu putaran berdampak pada kejelasan ekonomi ke depan. Artinya, pelaku pasar sudah mendapatkan gambaran jelas bahwa akan ada keberlanjutan berbagai kebijakan yang ada saat ini, karena sinyal dari quick count memang mengarah ke calon yang menyuarakan isu keberlanjutan.
“Secara teknis tentu berarti bahwa para investor yang masih dalam posisi wait and see sebelumnya, saat ini tentu sudah kembali bisa fokus memikirkan rencana riil untuk berinvestasi, baik investasi baru maupun ekspansi usaha,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT