Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Prabowo Ingin RI Bisa Produksi Bahan Bakar B100, Ini Kata Menteri ESDM
16 Mei 2024 12:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Soal kemungkinan mimpi tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan pembaruan bahan bakar di Indonesia dilakukan bertahap. Setelah sukses dengan B35, tahun depan Kementerian ESDM akan meningkatkannya lagi menjadi B40.
"Kan kita harus dengan setiap ada peningkatan-peningkatan itu lalu kita lihat dari balance kesediaan material dan pasar," kata Arifin Tasrif saat di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (16/5).
Adapun uji jalan kendaraan dengan bahan bakar campuran solar 40 persen atau B40 telah di-launching oleh Menteri ESDM tanggal 27 Juli 2022 lalu.
Selain melakukan uji tes jalan dengan jarak 50.000 km untuk kendaraan <3,5 ton dan 40.000 km untuk kendaraan >40 ton, juga telah dilakukan uji cold startability, dan berbagai pengujian lainnya di daerah panas dan dingin agar sesuai dengan kondisi wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kita kan baru saja dari B30, B35, ini sekarang mau ke B40 nih. Mudah-mudahan tahun depan bisa ke B40," kata Arifin, menjawab pertanyaan sejauh mana peluang peningkatan bauran BBN saat ini bisa dilakukan.
Dirinya juga belum bisa menggaransi apakah B100 dapat dicapai dalam 5 tahun ke depan. "Kita harus melakukan penelitian dari laboratorium kemudian demonstrasinya," kata dia.
Prabowo Subianto sebelumnya menyinggung soal Indonesia yang kelak tidak lagi mengimpor solar dan bensin lantaran bisa memproduksi solar biodiesel dari kelapa sawit dan singkong.
"Kita sekarang sudah punya teknologi untuk solar kita dari kelapa sawit, kita sekarang sudah menghasilkan B35 tapi sudah uji coba B100. Kita sudah bisa bikin B100," kata Prabowo ketika menghadiri wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Kota Bandung pada Kamis (29/2).
ADVERTISEMENT
"Artinya, solar biodiesel dari kepala sawit 100 persen. Kita bisa bayangkan enggak? Kita enggak akan impor lagi solar dari luar negeri. Karena kita punya produksi kelapa sawit sekarang 48 juta ton, mungkin dua tahun lagi akan menjadi 70 juta ton," ujarnya.