Prabowo Ingin Swasembada Pangan, Infrastruktur Dasar Mesti Diperkuat

12 Oktober 2024 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menhan Prabowo Subianto meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalteng.  Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menhan Prabowo Subianto meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalteng. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan akan mencapai swasembada pangan dalam 4 tahun ke depan. Untuk mencapai ini, fokus anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) disebut harus berfokus pada belanja infrastruktur dasar.
ADVERTISEMENT
“Bantuan-bantuan pemerintah yang sifatnya personal seperti pompa, benih, traktor, dan lain-lain ini akan percuma jika tidak didukung infrastruktur dasar seperti irigasi, jalan usaha, cold storage dan kebijakan harga, kata Ekonom Pangan dan Pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian kepada kumparan, Sabtu (12/10).
Selama ini, Eliza bilang kalau anggaran pemerintah untuk sektor pertanian lebih banyak habis untuk barang yang habis pakai. Sedangkan, untuk infrastruktur dasar anggaran yang digunakan hanya 4 persen.
“Misalnya saja dari kebijakan belanja pemerintah untuk sektor pertanian, jika kita bedah belanja Kementan itu lebih banyak untuk belanja barang yang mana itu habis pakai, Belanja pegawai 15 persen, belanja barang (habis pakai) : 81 persen, belanja modal (infrastruktur dasar) sangat kecil sekali hanya 4 persen,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Eliza memberi contoh dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 2024 anggaran untuk irigasi hanya sebesar Rp 1,68 triliun. Menurutnya anggaran tersebut tidak cukup untuk merevitalisasi kondisi irigasi yang sudah rusak secara sistemik
“Dari sisi belanja DAK Fisik tahun 2024 pun itu untuk irigasi hanya sekitar 1,68 Triliun rupiah untuk seluruh indonesia. sudah pasti enggak cukup untuk merevitalisasi kondisi irigasi yang sudah rusak secara sistemik akibat lamanya pembiaran. Pemerintah perlu memprioritaskan belanjanya untuk membangun infrastruktur pertanian secara serius,” terangnya.
Menurut definisi Food and Agriculture Organization (FAO), suatu negara dikatakan swasembada jika produksi dalam negeri dapat memenuhi 90 persen kebutuhan nasional.
Eliza menyebut sejauh ini untuk komoditas pangan strategis seperti beras, jagung, cabai, bawang merah, ayam dan telur di Indonesia masih dapat dikatakan sudah swasembada, namun belum tentu swasembada tersebut dapat berkelanjutan
ADVERTISEMENT
“Jika melihat saat ini tingkat produktivitas beberapa tanaman seperti padi itu terus turun sementara demand masyarakat meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,” jelasnya.
Sedangkan untuk komoditas seperti kedelai, bawang putih, gula pasir dan daging sapi, swasembada disebut Eliza masih sulit tercapai. Hal ini karena pemenuhan beberapa komoditas tersebut masih bergantung pada impor.
“Untuk komoditas seperti kedelai memang sudah 90 persen impor, sehingga sulit mencapai swasembada karena tidak ada keseriusan dalam pengembangan kedelai. kedelai kita kalah dari segi kualitas dan harga dibandingkan kedelai dari Argentina dan brasil. Begitu juga dengan bawang putih yang lebih 95 persen impor, daging sapi-kerbau 54 persen dan gula pasir hampir 60 persen dipenuhi dari impor,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Eliza mengungkap penyebab Indonesia masih impor beberapa komoditas tersebut adalah karena penerapan teknologi pertanian untuk komoditas tersebut masih kurang.
“Penyebab kita masih impor untuk komoditas tersebut adalah rendahnya produktivitas akibat kurangnya penerapan teknologi, terjadi missing middle di mana ada kesenjangan inovasi di tingkat penelitian dan penerapan praktis di lapangan dan kurangnya infrastruktur yang memadai,” katanya.
Dalam catatan kumparan, Prabowo menjamin target swasembada tersebut bisa dicapai 4 tahun setelah menjabat. Ketum Gerindra tersebut bakal dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2024. Artinya, target swasembada Prabowo bisa dicapai pada 2028.
"Tidak ada pilihan kita harus swasembada pangan dan kita bisa percaya paling lambat 4 tahun setelah saya menerima mandat 20 Oktober (2024)," kata Prabowo di acara BNI Investor Daily Summit 2024, Rabu (9/10).
ADVERTISEMENT