Prabowo Janji Tambah Kuota Rumah Subsidi Jadi 334 Ribu Unit per Tahun

9 Oktober 2024 21:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Iriana Joko Widodo (kanan) dan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) tiba untuk mengikuti upacara HUT TNI ke-79 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (5/10/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Iriana Joko Widodo (kanan) dan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) tiba untuk mengikuti upacara HUT TNI ke-79 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (5/10/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden terpilih Prabowo Subianto berkomitmen meningkatkan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) atau rumah subsidi menjadi 334 ribu unit per tahun. Hal ini disampaikan oleh Anggota Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Presiden Terpilih, Bonny Z. Minang.
ADVERTISEMENT
Bonny mengungkapkan, tambahan unit FLPP ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat untuk memiliki rumah dengan skema cicilan yang lebih terjangkau.
“Kuota FLPP sebelumnya ditargetkan 200 ribu unit per tahun. Satgas Perumahan menaikkan 100 ribu unit sehingga total menjadi 300 ribu unit. Selain itu, jika program Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) disetujui oleh Kementerian Keuangan, akan ada tambahan 34 ribu unit. Jadi totalnya 334 ribu unit per tahun,” kata Bonny kepada wartawan di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu (9/10).
Foto udara sebuah kompleks perumahan yang sedang dibangun di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Bonny mengatakan, masyarakat perlu diedukasi tentang kepemilikan rumah FLPP dengan tenor panjang. Dia mencontohkan, masyarakat bisa memiliki rumah dengan cicilan Rp 300 ribu per bulan, bunga 11 persen dan tenor 40 tahun.
"Kalau cicilannya katakan bisa Rp 300.000, cuma bunganya sebenarnya 11 persen. Nah itu harus kita edukasi masyarakat. Kalau dia panjang (tenor) 40 tahun, kamu nggak rugi. Kamu nyicil 40 tahun nggak rugi. Kenapa? Setiap tahun itu ada kenaikan aset,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah, menurut Bonny, juga mendorong peran sektor pengembang untuk berinovasi dalam menawarkan strategi pembiayaan yang lebih fleksibel.
"Pasar perumahan ini tidak hanya bergantung pada anggaran pemerintah. Sektor perbankan dan pengembang harus cerdik dalam memberikan strategi-strategi yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut kuota rumah subsidi skema FLPP akan naik di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Basuki memastikan, kuota rumah subsidi pada pemerintahan Prabowo lebih banyak dibanding tahun 2024. Kementerian PUPR telah meminta tambahan kuota rumah subsidi dan akan dialokasikan oleh Kemenkeu.
Menhan Prabowo Subianto meninjau kondisi Rumah Apung Muara Angke di Jakarta Utara. Foto: Dok. Istimewa
“Sekarang ini kita lagi minta tambahan ke Kemenkeu. Kalau target (rumah subsidi) habis, berarti kan bagus karena itu BA BUN (Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara),” ujar Basuki saat ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (21/8).
ADVERTISEMENT
“Pasti lebih (daripada kuota FLPP tahun ini) karena programnya Pak Prabowo kan 3 juta rumah, jadi kita sesuaikan dengan itu,” tambahnya.
Sejak 15 Agustus 2024, BP Tapera telah menyalurkan pembiayaan perumahan melalui FLPP sebanyak 111.784 unit rumah senilai Rp 13,62 triliun yang tersebar di 33 provinsi, 387 kabupaten/kota, disalurkan oleh 37 bank penyalur dan dibangun oleh 6.579 pengembang di 9.713 perumahan.