Prabowo Keliling AS - Eropa Belanja Alutsista dan Warning Sri Mulyani

18 Oktober 2020 8:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto saat resepsi seremonial di Kementerian Pertahanan India Foto: Money Sharma/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto saat resepsi seremonial di Kementerian Pertahanan India Foto: Money Sharma/AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi banyak negara, mulai dari Amerika Serikat hingga rencana berkunjung ke beberapa negara di Eropa. Kunjungannya ke sana dilakukan dalam rangka agenda kerja, salah satunya kerja sama pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) seperti kapal selam, kapal perang, hingga jet tempur.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Prabowo tengah berada di AS bertemu dengan Menteri Pertahanan Mark Esper di Pentagon. Kunjungannya karena diundang secara resmi oleh pemerintah AS. Ini merupakan kali pertama Prabowo menginjakkan kaki ke AS setelah di-blacklist selama 20 tahun akibat pelanggaran kasus HAM.
Dikabarkan, kunjungan Prabowo ke AS untuk menjajaki banyak kerja sama, salah satunya pembelian alutsista. Anggota Komisi I Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, mengatakan kehadiran Prabowo ke AS sangat dibutuhkan demi kekuatan pertahanan Indonesia, khususnya dalam pengadaan alutsista.
"Kehadiran Menhan RI ke AS sangat dibutuhkan oleh kedua negara terutama untuk kerja sama di bidang alutsista. AS sebagai salah satu produsen alutsista memang sedang membutuhkan Indonesia. Karena selama ini kita membeli alutsista dari negara kawasan Eropa dan Rusia," kata Tamliha dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/10).
Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, bersama para Atase Pertahanan negara tetangga di Komplek Kementerian Pertahanan, Jakarta. Foto: Dok. Humas Kemhan RI

Prabowo Akan ke Austria hingga Prancis, Jajaki Pembelian 48 Jet dan 4 Kapal Selam

Usai kunjungannya dari AS, Prabowo akan terbang ke Austria pada Selasa 20 Oktober 2020 dan kemudian ke Prancis pada 22 Oktober 2020, untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Prancis, Prabowo dan Florence Parly akan melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sudah disepakati kedua negara pada 2017. Kerja sama tersebut meliputi 3 bidang, yakni operasional, pelatihan, dan kemampuan.
"Pada 22 Oktober, Menteri Pertahanan Florence Parly akan menerima Prabowo Subianto, mitranya dari Indonesia," demikian diumumkan akun Twitter @Armees_Gouv seperti dikutip kumparan, Sabtu (17/10).
Dilansir Defenseworld.net, Prabowo dan Florence Parly sebelumnya sudah melakukan pertemuan pada Januari 2020. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo telah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Florence Parly untuk pembelian pesawat jet Rafale, kapal selam Scorpene dan korvet Gowind.
Indonesia tertarik untuk memperoleh 48 jet Rafale, hingga 4 kapal selam Scorpene yang dipersenjatai dengan rudal Exocet SM39 dan dua korvet Gowind seberat 2.500 ton. Pembelian alutsista tersebut diperkirakan bernilai USD 25-28 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers tentang UU Cipta Kerja di Kemenko Perekonomian, Rabu (7/10). Foto: Kemenko Perekonomian

Sri Mulyani Ingatkan Prabowo: Jangan Hanya Belanja Alutsista

Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo Subianto mendapat anggaran belanja Rp 137,3 triliun di tahun depan. Ini merupakan anggaran kementerian terbesar setelah Kementerian PUPR.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengingatkan Prabowo agar belanja sebesar itu tak hanya dibelikan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Namun juga harus memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan prajurit TNI.
“Kita berharap tentu tak hanya untuk alutsista, tapi kebutuhan dan kesejahteraan prajurit akan semakin diperhatikan dan membaik,” ujar Sri Mulyani saat virtual doorstop, Selasa (29/9).
Dalam APBN 2021, anggaran sebesar Rp 137 triliun tersebut akan digunakan untuk tujuh program, yakni program penggunaan kekuatan sebesar Rp 4,4 triliun, program profesionalisme dan kesejahteraan prajurit Rp 11,42 triliun, dan program kebijakan dan regulasi pertahanan sebesar Rp 35,4 miliar.
Selanjutnya program modernisasi alutsista, nonalutsista dan sarpras pertahanan Rp 42,65 triliun, program pembinaan sumber daya pertahanan Rp 1,6 triliun. Ada juga program riset, industri, dan pendidikan tinggi pertahanan sebesar Rp 543,8 miliar, serta program dukungan manajemen sebesar Rp 76,28 triliun.
ADVERTISEMENT