Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Prabowo Kirim Airlangga & Sugiono ke AS Pekan Depan, Nego Tarif Impor Trump
7 April 2025 17:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia akan bertolak ke AS untuk negosiasi tarif impor 32 persen yang diteken Presiden AS Donald Trump. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan nantinya negosiasi tersebut akan dipimpin oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono.
ADVERTISEMENT
“Jadi kan minggu depan, (bertemu dengan) segala pihak yang perlu kita temui, terutama USTR (United States Trade Representative). Pak Menko-nya dengan Kemlu. Habis gitu kan kebetulan spring meeting kan nanti minggu depannya lagi. Jadi memang ini nggak akan pendek,” kata Febrio di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian Senin (7/4).
Menurut Febrio dalam tim negosiasi ini termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, namun hanya Menko Airlangga dan Menlu Sugiono yang akan bertolak ke AS.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan perwakilan pemerintah yang dipimpin Menko Airlangga tersebut akan dilakukan paling lambat tanggal 17 April 2025.
Dia tidak menampik pertemuan ini akan digelar setelah tarif 32 persen dari AS berlaku pada tanggal 9 April 2025. Sebab menurut dia negosiasi tidak akan diterima sebelum tarif tinggi tersebut diberlakukan.
ADVERTISEMENT
“Paling lambat (akan bertolak) tanggal 17 (April). Memang akan diberlakukan dulu baru akan dibahas negosiasinya. Semua enggak akan diterima sebelum tanggal 9 (April),” kata Faisol.
Senada dengan Febrio, Faisol juga menyebut tim negosiasi ini akan dilakukan oleh Menko Airlangga. Namun menurut Faisol belum ditentukan siapa saja yang akan mendampingi Airlangga.
"Masih dalam pembahasan (anggota tim negosiasi) tapi dalam waktu dekat kemungkinan diinfo ke kita, yang pasti Pak Menko (Airlangga)," terangnya.
Menko Airlangga menuturkan saat ini pemerintah memang tengah berupaya membuka pembicaraan dengan AS terkait tarif bea masuk ini. Hanya saja, pemerintah AS juga harus berurusan dengan banyak negara usai kebijakan ini diteken 2 April lalu.
"Nah tentunya Bapak Presiden sudah mengarahkan setelah hari ini kita akan memberikan masukan kepada Amerika untuk kita bisa memberikan respons dan harapannya tentu Amerika sendiri kan ini dikenakan kepada seluruh negara, maka pada waktu yang sama seluruh negara ingin bertemu dengan Amerika,” tutur Airlangga.
ADVERTISEMENT
Sebelum bertolak ke AS, Indonesia akan mendorong beberapa kesepakatan dan dengan beberapa negara ASEAN untuk mengkalibrasi sikap pemimpin negara ASEAN dalam menghadapi perang tarif AS.
Airlangga mengaku telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Singapura dan Kamboja mengenai kesepakatan ini. Nantinya, Indonesia akan mengirim Menteri Perdagangan Budi Santoso untuk berdiskusi.
“Menteri Perdagangan akan bertemu tanggal 10 (April), Pak Mendag mungkin akan hadir di sana di mana ASEAN akan mengutamakan negosiasi. Jadi ASEAN tidak mengambil langkah retaliasi,” kata Airlangga.
Trump Minta Bawa 'Banyak Uang'
Sebelumnya Presiden Donald Trump meminta negara yang ingin negosiasi tarif impor agar membawa 'banyak uang' ke Amerika Serikat. Dia mengaku telah berbicara dengan para pemimpin negara dari Eropa dan Asia selama akhir pekan dan rata-rata mereka ingin tarif yang dikenakan dirinya turun 50 persen.
ADVERTISEMENT
Tidak disebutkan apa yang dimaksud membawa 'banyak uang'. Tapi Trump menegaskan tidak akan menurunkan tarif impor jika para pemimpin itu tidak membawa apa yang dia mau. Permintaan membawa 'banyak uang' itu disampaikan Trump dalam sebuah wawancara di atas pesawat Air Force One.
"Mereka mulai datang ke meja perundingan. Mereka ingin berbicara, tapi tidak akan ada pembicaraan kecuali mereka membawakan kami banyak uang setiap tahun," kata Trump dikutip dari Reuters, Senin (7/4).
Trump mengaku tak khawatir kebijakannya bikin AS merugi, seperti yang terjadi di pasar saham AS yang ambruk hingga kehilangan triliunan dolar. Dia menganggap kebijakan ini sebagai 'obat'.