Prabowo Mau Bangun Tanggul 'Raksasa' dari Jakarta hingga Gresik

31 Agustus 2024 19:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo. Foto: Instagram/@prabowo
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo. Foto: Instagram/@prabowo
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo akan membangun mega proyek 'Tanggul Raksasa' sepanjang Jakarta hingga Gresik, Jawa Timur. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengatakan Prabowo ingin segera pembangunan proyek ini dimulai pada saat memimpin.
ADVERTISEMENT
"Pak Prabowo ingin segera dimulai yaitu Tanggul Laut Raksasa. Tanggul Laut Raksasa pada intinya adalah untuk melindungi Pantai Utara Jakarta," katanya di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8).
Konsep pembangunan tanggul raksasa ini disebut sudah puluhan tahun lalu sekitar 1994, dirancang oleh Bappenas. Namun, realisasi pembangunan proyek tanggul ratusan kilometer (km) ini tidak ada kemajuan.
Proyek ini bertujuan untuk melindungi kawasan pesisir pantai utara Pulau Jawa yang selama ini rentan terhadap banjir setiap tahunnya. Keadaan ini akan berpotensi merusak lahan-lahan subur.
Berdasarkan perkiraan Hashim, sekitar 40 persen lahan tanah di sekitar pantai utara Jawa berpotensi tenggelam. Selain itu, tanggul ini untuk melindungi Jakarta yang diprediksi akan tenggelam.
"Pak prabowo ingin membangun tanggul laut raksasa segera, segera," imbuh dia.
Warga melintas dekat tanggul pengaman pantai yang retak di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta, Sabtu (11/5/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Kalau kita tidak segera melindungi, maka Prabowo ingin membangun tanggul laut dari Jakarta sampai Gresik di Jawa Timur," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Hashim memperkirakan pengerjaan pembangunan tanggul raksasa ini akan memakan waktu yang cukup lama sekitar 10-20 tahun. Untuk skema pembiayaan pembangunan proyek ini, Hashim menyampaikan akan bekerja sama dengan investor asing, kemitraan antara pemerintah, Asosiasi Perumahan Indonesia (Real Estate Indonesia) dan perusahaan swasta.
"Pak Prabowo sudah bilang, pengembang dari Hong Kong silakan dari Korea, dari Singapura, dari Dubai, dari Abu Dhabi, dan di mana kalau mau bawa dana," tuturnya.