Prabowo Mau Bikin 100 GW Pembangkit Baru yang Didominasi EBT, Butuh Rp 3.709 T

12 November 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto (kiri) menyalami anggota United States United States Indonesia Society (Usindo) di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (11/11/2024). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto (kiri) menyalami anggota United States United States Indonesia Society (Usindo) di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (11/11/2024). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto berencana membangun 100 gigawatt pembangkit listrik baru. Ketua Delegasi RI untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB/Conference of the Parties (COP) ke-29, Hashim S Djojohadikusumo, mengatakan investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini USD 235 miliar atau setara Rp 3.709 triliun (kurs Rp 15.785).
ADVERTISEMENT
"Pemerintah Indonesia sudah menetapkan suatu program investasi besar sekali. Ini selama 15 tahun ke depan sampai 2040, investasi sebesar 235 miliar dolar," kata Hashim usai meresmikan Paviliun Indonesia di lokasi penyelenggaraan COP29 di Baku Olympic Stadium, Azerbaijan, dikutip dari Antara, Selasa (12/11).
Hashim menyebutkan, investasi tersebut untuk membangun tambahan daya listrik sampai 100 lebih gigawatt yang terdiri dari 75 persen, dari energi baru dan terbarukan terdiri dari energi panas bumi, tenaga air, hingga nuklir.
"Kita akan bangun pusat tenaga nuklir, dan semuanya ini akan nanti dilaksanakan dalam 15 tahun. Jadi ini suatu program yang masif sekali yang pemerintah sudah menetapkan," tambah dia.
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan Hidup, Hashim Djojohadikusumo. Foto: Dok. Kemenhut
Selain itu, ada juga komitmen untuk program-program baru seperti penangkapan dan penyimpanan karbon. Banyak perusahaan multinasional telah menyertakan rencana untuk berinvestasi dalam penyimpanan karbon, ujar Hashim.
ADVERTISEMENT
"Pendanaan tidak hanya akan dari anggaran negara, karena kita semua tahu anggaran negara cukup terbatas. Kami akan mengundang pihak yang berkepentingan," katanya.
Indonesia punya potensi untuk menjadi suatu super power carbon storage, karena tidak semua negara punya potensi seperti Indonesia.
"Kita punya lapisan-lapisan di bawah tanah yang bisa menampung karbon secara masif, saya dengar dari pemerintah potensi Indonesia 500 gigaton, jadi Indonesia punya potensi luar biasa, kita bisa dapat kerja sama dengan mitra-mitra di luar negeri," kata Hashim.