Prabowo Mulai Hitung Implementasi B60 untuk Capai Kedaulatan Energi

14 Oktober 2024 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Biodiesel. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biodiesel. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Presiden terpilih Prabowo Subianto mulai menghitung implementasi kenaikan mandatory biodiesel menjadi 60 persen (B60), sebagai salah satu upaya mencapai kedaulatan energi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Bahlil menyebutkan, paralel dengan implementasi B40 baru selesai diuji coba dan baru berlaku di awal 2025, perhitungan B60 juga sudah dimulai.
"Kita akan tingkatkan menjadi B50, B60. Program Pak Prabowo itu B50, B60 sekarang kita lagi menghitung, karena sekarang B40 sudah selesai diuji coba," ungkapnya saat acara Repnas National Conference & Awarding Night, Senin (14/10).
Kenaikan campuran bahan bakar nabati (BBN) dari minyak kelapa sawit dengan BBM solar ini, kata Bahlil, demi mengurangi ketergantungan Indonesia kepada impor bahan bakar.
Bahlil mengatakan, Prabowo membuka peluang kenaikan campuran biodiesel ini tidak hanya sampai B60 saja, namun akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.
"Di samping itu B40, sekarang kita menjadi B50, B60. Bahkan kalau teknologinya bisa, dalam pandangan Pak Prabowo, bila perlu kita tingkatkan lagi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengungkapkan, Indonesia menghabiskan devisa Rp 500 triliun setiap tahunnya untuk impor bahan bakar. Sebab, tren produksi atau lifting migas Indonesia terus menurun.
"Bayangkan, salah satu sumber kebutuhan dolar terbesar itu adalah kita untuk membeli energi," tegas Ketua Umum Partai Golkar itu.
Selain meningkatkan lifting migas dan implementasi biodiesel, dia menyebutkan langkah lain untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar yakni dengan konversi 120 juta unit motor berbasis BBM menjadi motor listrik.
"Kita segera melakukan konversi dari fosil ke motor, mobil listrik. Makanya ini bagian daripada kedaulatan. Kalau ini mampu kita lakukan, insyaallah clear," tandas Bahlil.
Ilustrasi Biodiesel. Foto: Shutterstock
Sebelumnya, mengutip laman Instagram resmi @bahlillahadalia, politisi Partai Golkar itu memamerkan rencana Indonesia menggenjot BBN dengan cara meningkatkan lahan tanam kelapa sawit seluas 300.000 hektar di tanah kelahirannya, Papua. Hal ini dilakukan Bahlil dan Administrator National Energy (NEA) meninjau pameran dalam gelaran The 7th Indonesia-China Energy Forum (ICEF) di Bali.
ADVERTISEMENT
Bahlil bilang, hasil kelapa sawit dari lahan tersebut akan menjadi bahan baku BBN 60 persen. “Sekarang kita lagi kembangkan di Papua nambah 300.000 hektar untuk membangun CPO, supaya minyak di Papua kita konversi ke B60,” kata Bahlil dalam laman Instagramnya, dikutip Kamis (5/9).
Bahlil juga menyebutkan saat ini Indonesia sudah mengekspor biodiesel ke China. “Salah satu strategi kita mengurangi Impor adalah meningkatkan lifting tapi kita juga konversi ke B60, sekarang di Indonesia produksinya 14 juta KL. Yang 14 juta itu kita campur, tetapi total kapasitas kami seluruhnya itu sekitar hampir 30 juta kita ekspor ke China juga,” jelas Bahlil.