Prabowo Naikkan Target Ekonomi RI di 2025 Jadi 5,3 Persen, 2029 Capai 8 Persen

27 Februari 2025 11:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan Keppres Pengangkatan Dewas dan Badan Pelaksana BPI Danantara oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Presiden, Senin (24/2/2025). Foto: YouTube/ Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan Keppres Pengangkatan Dewas dan Badan Pelaksana BPI Danantara oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Presiden, Senin (24/2/2025). Foto: YouTube/ Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 5,3 persen, meningkat dari target dalam APBN 2025 yang sebesar 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (RI) Nomor 12 Tahun 2025.
"Dalam lima tahun ke depan pertumbuhan ekonomi ditargetkan tumbuh tinggi, dari 5,3 persen pada tahun 2025 menjadi 8,0 persen pada tahun 2029," seperti dikutip dari beleid tersebut, Kamis (27/2).
Adapun di 2026, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen. Selanjutnya di 2027 bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 7,5 persen, 2028 mencapai 7,7 persen, dan 2029 meningkat menjadi 8 persen.
Secara konkret terdapat delapan strategi untuk pertumbuhan tinggi berkelanjutan, dilengkapi dengan pengungkit utama, yakni deregulasi perizinan serta kebijakan fiskal dan moneter pro-growth.
Prabowo menetapkan delapan strategi agar pertumbuhan ekonomi bisa mencapai target dan berkelanjutan. Pertama, peningkatan produktivitas pertanian dan swasembada pangan. Kedua, industrialisasi (hilirisasi) di sektor padat karya, berorientasi ekspor, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, pariwisata dan ekonomi kreatif. Keempat, ekonomi biru dan ekonomi hijau. Kelima, perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Keenam, transformasi digital. Ketujuh, investasi, yakni FDI berorientasi ekspor dan investasi non-APBN. Kedelapan, belanja negara untuk produktivitas Makan Bergizi Gratis, pembangunan 3 juta rumah, dan lainnya.