Prabowo: Sebagian Rakyat Kita Hidup Tak Manusiawi Imbas Abrasi Laut

10 Januari 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi pembicara dalam seminar nasional 'Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall)', di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi pembicara dalam seminar nasional 'Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall)', di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengungkapkan kualitas hidup sebagian rakyat Indonesia, terutama di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa sangat mengkhawatirkan karena fenomena land subsidence dan abrasi.
ADVERTISEMENT
Prabowo menuturkan, kondisi ini yang mendasari urgensi pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksasa dipercepat kembali. Kajian proyek tersebut salah satunya dilakukan oleh Universitas Pertahanan (Unhan).
"Fenomena naiknya permukaan laut, terjadinya abrasi, hilangnya banyak lahan-lahan kita dan terutama kualitas hidup sebagian rakyat kita sungguh-sungguh mengenaskan dan sama sekali dan tidak manusiawi," ungkapnya saat Seminar Nasional Giant Sea Wall, Rabu (10/1).
Menurutnya, hal tersebut tidak boleh pemerintah anggap lumrah untuk 10-15 tahun mendatang. Pasalnya, berdasarkan pantauannya ketika kampanye ke kawasan Pantura, banyak pemukiman warga yang tergenang air.
"Setiap berapa tahun saya kampanye dan waktu saya kampanye saya kunjungi daerah-daerah itu dan saya lihat dari 2014 sampai sekarang kalau saya kunjungi keluarga-keluarga itu yang hidup di ruang tidur, di ruang makan, itu air setinggi lutut," tuturnya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi pembicara dalam seminar nasional 'Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall)', di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
"Anak-anak mereka hidup di tengah air seperti itu di tengah lalat, nyamuk, dan sampah. Ini buat saya bertanya kepada diri saya sebagai pemimpin politik apa yang bisa saya buat untuk mengubah," imbuh Prabowo.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, dia meminta Unhan untuk segera melakukan pengkajian pembangunan great sea wall untuk menyelamatkan kurang lebih 50 juta masyarakat Pantura.
"Kita harus kumpul bersatu segera kita percepat pembangunan giant sea wall ini untuk selamatkan bangsa Indonesia, terutama 50 juta rakyat kita yang hidup di Pantai Jawa, sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan tapi segera kita hadapi tantangan dan terutama kualitas hidup rakyat kita," jelas Prabowo.
Prabowo menuturkan, pembangunan giant sea wall butuh waktu hingga 40 tahun seperti yang dilakukan oleh Belanda, sehingga butuh political will yang kuat dari pemerintah menuntaskan proyek tersebut.
“Misal kita pembangunan besar-besaran dalam 4-5 tahun yang akan datang mungkin kita tidak akan lihat selesainya giant sea wall ini mungkin baru terwujud 35-40 tahun yang akan datang,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dia meminta pemerintah berani mengalokasikan sumber daya dan anggaran jumbo untuk realisasi giant sea wall ini. Menurut perhitungannya, butuh dana hingga USD 60 miliar atau setara Rp 930 triliun.
“Untuk fase pertama Rp 164 triliun, mungkin semua nanti yang saya dengar akan makan USD 50-60 miliar, mungkin lebih,” tutur Prabowo.