Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Prabowo Sindir Janji Negara Maju Tekan Emisi Karbon di KTT G20 Brasil
21 November 2024 12:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada Senin pagi (18/11). Pertemuan bilateral antar negara G20 ini membahas berbagai macam isu internasional, salah satunya mengenai ekonomi hijau (carbon credit).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatannya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia terdampak perubahan iklim dunia seperti banjir dan penurunan tanah di Pulau Jawa 5 cm setiap tahunnya.
Untuk itu, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menekan emisi karbon dunia dengan mengambil bagian dari target Net Zero Emission secara global pada tahun 2050.
"Agenda G20 harus menghasilkan hal yang nyata. Tindakan untuk membantu mencapai SDGs. Indonesia terus memperkuat komitmen [SDGs]. Tahun 2022 kita sudah mencapai 50 persen dari SDG target dan kami berada di jalur yang tepat terus berupaya mencapai SDG," jelasnya seperti yang dikutip kumparan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/11).
Jenderal TNI Bintang empat itu mengaku bahwa Indonesia memiliki hutan tropis terbesar di dunia setelah Brasil dan beberapa negara di Afrika. Dia menyampaikan, menekan emisi karbon global dibutuhkan kerja sama dan komitmen nyata antar negara.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Prabowo mengaku belum melihat sebuah komitmen nyata dari negara-negara maju mengenai upaya menekan emisi karbon secara global melalui kredit karbon.
"Namun, kami belum melihat janji-janji negara maju untuk menyediakan karbon kredit," tegas dia.
Prabowo membutuhkan komitmen untuk melanjutkan proyek ekonomi hijau terutama karbon kredit hutan-hutan tropis di Indonesia.
"Indonesia terbuka untuk mengoptimalkan potensi 557 juta ton kredit karbon kami dan menawarkan kapasitas penyimpanan karbon terbesar di dunia kepada [negara-negara] global," kata dia.