Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Prajogo Pangestu Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Kekayaannya Lampaui Bos Djarum
12 November 2023 8:06 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kekayaan Prajogo Pangestu melonjak hingga posisinya di daftar orang terkaya Indonesia, melampaui bos Grup Djarum. Dikutip dari Bloomberg Billionaires pada Minggu (12/11) sekitar pukul 07.30 WIB, Prajogo Pangestu ada di urutan ke-3 orang terkaya Indonesia atau urutan ke-77 secara global.
ADVERTISEMENT
Posisi pendiri kelompok usaha Barito Pacific itu, menggeser salah seorang Bos Grup Djarum yakni Michael Hartono, yang kini ada di urutan ke-4 orang terkaya Indonesia atau urutan 80 secara global. Padahal duo kakak beradik pemilik Grup Djarum , Budi Hartono dan Michael Hartono, selama ini langganan di pemuncak daftar orang terkaya Indonesia.
Data real-time Bloomberg Billionaires mengungkapkan kekayaan Prajogo Pangestu mencapai USD 20,6 miliar atau setara Rp 323 triliun. Dibandingkan di awal tahun, kekayaan Prajogo Pangestu itu melesat USD 16,1 miliar atau sekitar Rp 252,5 triliun.
Sementara kekayaan Michael Hartono terpaut tipis di bawahnya yakni USD 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun. Angka itu bertambah tipis secara year to date yakni sebesar USD 2,1 miliar atau sekitar Rp 33 triliun.
ADVERTISEMENT
Bloomberg Billionaires memuat daftar 500 orang terkaya dunia. Dari daftar tersebut, hanya ada enam nama pengusaha dari Indonesia. Prajogo Pangestu salah satunya. Adapun urutannya adalah sebagai berikut:
Sumber Lonjakan Kekayaan Prajogo Pangestu
Lonjakan terbesar kekayaan Prajogo Pangestu disumbang dua perusahaannya yang baru melantai di bursa. Yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
BREN yang baru melantai di BEI pada 9 Oktober 2023, tercatat harga sahamnya melesat hampir 6 kali lipat dari harga penawaran perdananya sebesar Rp 780, menjadi Rp 5.225 per saham. Sementara itu saham CUAN lompat lebih dari 30 kali lipat menjadi Rp 7.000, dari harga penawaran perdana sebesar Rp 220 per saham.
ADVERTISEMENT
Selain kedua emiten tersebut, Prajogo Pangestu juga memiliki PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang sahamnya naik 55,63 persen secara year to date (YTD) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang sahamnya naik 16,73 persen sejak awal tahun.
Lulus SMP, Pernah Jadi Sopir Angkot
Prajogo Pangestu yang berasal dari Sambas, Kalimantan Barat, tidak serta-merta jadi pengusaha dan sukses. Apalagi masa kecilnya dijalani dalam kehidupan yang susah. Pemilik nama asli Pang Djoem Phen ini hanya bisa mengenyam pendidikan tingkat menengah pertama (SMP) karena keterbatasan ekonomi keluarga.
Sang ayah, Phang Siu On hanya seorang penyadap getah pohon karet, penghasilannya pas-pasan membuat Prajogo kecil hidup dalam kondisi yang serba kekurangan. Kesulitan ekonomi pada akhirnya membuat Prajogo harus rela putus sekolah.
ADVERTISEMENT
Didorong tekad dan keyakinan yang kuat ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta, harapannya agar bisa mengubah nasib menjadi lebih baik. Namun, sayang seribu sayang dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Di Jakarta Prajogo tidak mendapatkan pekerjaan, kemudian ia kembali ke kampung halaman dan mencari nafkah sebagai supir angkutan umum jalur Singkawang-Pontianak.
Berpikir tidak ada perkembangan dari pekerjaan tersebut, lantas ia memberanikan diri untuk membuka usaha kecil-kecilan berjulan keperluan dapur dari mulai bumbu hingga ikan asin. Di tahun 1960 Prajogo bertemu dan berkenalan dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Bong Sun On. Dari sinilah nasibnya mulai berubah.
Bong Sun On atau lebih dikenal Burhan Uray, saat itu mengajak Prajogo untuk bekerja di perusahaan miliknya, PT Djajanti Group di tahun 1969. Saat itu ia diserahi tugas mengurus Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di daerah Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Enam tahun berselang, nama Prajogo mulai dikenal orang, saat Burhan Uray memindahkan PT Djajanti dari Pontianak ke Banjarmasin. Setahun kemudian, Burhan menunjuk Prajogo untuk menduduki posisi sebagai General Manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur.
Berawal dari usaha sektor kehutanan dan perkayuan itu, Prajogo Pangestu kemudian mendirikan perusahaan Barito Pacific. Kini bisnisnya merambah ke sektor petrokimia (Chandra Asri) dan energi (Star Energy), hingga mengantarkannya masuk ke dalam daftar orang terkaya .