Prakerja.org, Bermula dari Rasa Miris Program Populis Jokowi

19 Mei 2020 17:39 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi daftar kartu Prakerja. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daftar kartu Prakerja. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Program Kartu Prakerja hingga kini masih menuai kritik. Tak hanya berbentuk ucapan, ketidakpuasan terhadap program populis ini pun ditunjukkan dengan ide kreatif untuk gotong-royong membuat laman pelatihan online gratis bernama prakerja.org.
ADVERTISEMENT
Salah satu inisiator prakerja.org, Andri W Kusuma mengungkapkan awal mula tercetusnya gagasan membuat platform yang banyak disebut sebagai 'tandingan' program Kartu Prakerja itu adalah adanya perasaan miris. Utamanya, karena pelatihan yang berfungsi sebagai edukasi itu seharusnya bisa didapatkan secara gratis namun dibanderol dengan harga sampai jutaan.
"Miris sekali pada tatanan pelaksanaanya (Kartu Prakerja) adalah apa ukurannya? Kok uang saudara-saudara kita teman-teman kita yang sedang sulit karena di PHK, kok dipotong Rp 1 juta? Tanda kutip dipaksa mengeluarkan uang Rp 1 juta," ujar Andri kepada kumparan, Selasa (19/5).
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Andri menjelaskan, pemangkasan uang sebesar Rp 1 juta untuk pelatihan serta standar harga juga tidak dilengkapi dengan kejelasan data.
Ditambah lagi, kata dia, untuk kondisi saat ini, anggaran sebesar Rp 5,6 triliun hanya untuk pelatihan online adalah ongkos yang sangat mahal. Padahal, banyak orang yang lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok.
ADVERTISEMENT
"Apa ukurannya? Apa sudah ada survei? Apa sudah dikaji benar melalui kajian ilmiah harus keluar Rp 1 juta? Atau jangan-jangan hanya main potong saja," imbuh dia.
Tak ingin hanya omong kosong, Andri yang juga sehari-hari berkecimpung sebagai advokat itu bahu-membahu untuk membuat platform prakerja.org yang berisi materi training gratis. Dananya pun berasal dari patungan para inisiator yang kini berjumlah lebih dari 20 orang.
"Yang mereka butuhkan bagaimana bisa makan dan bertahan hidup. Orang makannya aja susah, disuruh pelatihan, itu secara populis hati nuraninya. Kemudian dari teknisnya kok bisa sih, edukasi diubah jadi bisnis jualan video gitu? Jangan dong, ini kan edukasi, idenya (sudah) bagus lho (padahal)," ujarnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
ADVERTISEMENT
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!