Pramono Anung Mau Rebranding Nama Bank DKI Jadi Bank Betawi atau Bank Jakarta

15 April 2025 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat bertemu dengan pemain Persija Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Foto: Media Persija
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat bertemu dengan pemain Persija Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Foto: Media Persija
ADVERTISEMENT
Gubernur Jakarta Pramono Anung berencana rebranding Bank DKI sebagai bagian dari upaya transformasi besar-besaran, menyusul insiden gangguan layanan imbas dugaan kebocoran dana nasabah.
ADVERTISEMENT
Pramono ingin perubahan itu nantinya agar Bank DKI bisa tumbuh lebih sehat dan kuat. Bahkan, Pramono juga menyiapkan langkah Bank DKI untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau IPO.
“Yang pertama bahwa sekarang ini pembenahan yang dilakukan untuk Bank DKI, tidak ada nasabah yang dirugikan sama sekali,” kata Pramono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Selasa (15/4).
Pramono menegaskan saat ini layanan Bank DKI sudah berjalan normal. Ia menginginkan ke depan ada langkah preventif agar gangguan layanan di Bank DKI tidak terjadi lagi. Pramono menginginkan direksi Bank DKI juga harus profesional atau tidak ada titipan.
“Dan untuk itu saya dalam rapat kemarin memikirkan bahwa perlu manajemen yang lebih solid, lebih konkret, lebih kuat untuk DKI. Untuk kali ini penentuan direksi Bank DKI harus betul-betul profesional. Enggak ada titipan sama sekali. Dan memang orang-orang yang mampu untuk itu,” tegas Pramono.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Pramono menekankan transformasi kali ini akan menyentuh sampai ke level struktural dan identitas. Dengan Jakarta yang tidak lagi menjadi ibu kota, maka nama Bank DKI juga akan diubah.
“Dalam jangka menengah ini akan segera kita putuskan rebranding Bank DKI, apakah menjadi Bank Jakarta, apakah Bank Betawi, apakah menjadi bank global, sedang kami pikirkan, dan segera akan kami putuskan,” ujar Pramono.
Pramono berharap langkah rebranding dan perbaikan manajemen ini bisa menjadi pondasi menuju IPO, di mana publik bisa ikut mengawasi dan memiliki. “Karena bagi saya kalau bisa melakukan IPO yang mengontrol adalah publik,” tutur Pramono.
Gangguan sistem Bank DKI mulai terjadi pada 25 Maret 2025. Akibatnya nasabah tidak dapat melakukan transaksi. Pramono lalu mencopot direktur Bank DKI Amirul Wicaksono imbas dari gangguan tersebut.
ADVERTISEMENT