Premier Oil Temukan Cadangan Migas, ESDM: Kejayaan Migas di Aceh Dapat Terwujud

13 Juli 2022 15:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil, bagian dari Harbour Energy company, operator blok Andaman II yang terletak 150 km lepas pantai Aceh menemukan cadangan minyak dan gas bumi.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur, sangat bersyukur dan mengapresiasi atas temuan tersebut. Menurutnya, keberhasilan itu akan menjadi barometer  ditemukannya a giant oil and gas discovery di Offshore Andaman III oleh Repsol Oil.
“Pengeboran eksplorasinya direncanakan akan dimulai pada Agustus mendatang, di bawah regulator Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA),” katanya, Rabu (13/7).
Dijelaskan Mahdinur, pengeboran itu sangat dimungkinkan karena secara struktur geologi Andaman II dan III masih satu paparan dan satu formasi yang sama.
"Makanya harapan kita semoga ditemukannya lagi ladang-ladang migas baru di Aceh,” ujarnya.
Mahdinur menyebutkan, dengan ditemukannya cadangan migas itu akan menjadikan fasilitas kilang Arun di Lhokseumawe beroperasi kembali.
“Dengan itu kejayaan migas Aceh dapat terwujud seperti dulu, sehingga lebih bermanfaat bagi rakyat Aceh,”  ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Temuan ini juga menjadi titik balik eksplorasi di offshore Aceh. Berdasarkan catatan SKK Migas, terakhir kali ada temuan cadangan migas lepas pantai Aceh pada 2012 atau 10 tahun lalu.
Premier Oil kembali melakukan eksplorasi setelah melihat potensi yang sangat baik di blok ini. Untuk penemuan hasil pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1, SKK Migas segera melakukan koordinasi dengan KKKS Premier Oil agar temuan yang ada dapat segera ditindaklanjuti dalam upaya mengkomersialisasikan temuan ini sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan produksi migas nasional.
Premier Oil merupakan anak usaha Harbour Energy, salah satu perusahaan migas dunia negara Inggris yang memiliki participating interest sebesar 40 persen sekaligus menjadi operator, British Petroleum 30 persen, dan Mubadala Petroleum 30 persen. Temuan Premier Oil, kata Benny, menunjukkan potensi hulu migas di Indonesia masih menarik bagi investor asing.
ADVERTISEMENT
Beri Manfaat Bagi Masyarakat Aceh
Sementara itu anggota Komisi III DPR Aceh, Asrizal H Asnawi, mengatakan kabar temuan itu tak hanya menjadi kabar gembira semata akan tetapi manfaatnya harus berdampak kepada masyarakat.
"Saya berharap ini bukan hanya menjadi berita gembira bagi pemerintah pusat dan Aceh, tapi juga harus menjadi berita gembira bagi seluruh rakyat Aceh," ucap Asrizal dalam keterangan tertulisnya.
Asrizal melihat, temuan sumur minyak itu tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat Aceh, mengingat dana otonomi khusus (otsus) akan berakhir pada 2027 mendatang.
“Kami berharap eksplorasi harus dimulai sesegera mungkin, dan harus memiliki dampak sosial yang  positif untuk warga Aceh, melibatkan anak-anak Aceh dalam proses pelaksanaannya. Semoga semua pihak bisa mendukung kegiatan eksplorasi ini nantinya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT