Presiden Buruh: Jangan Bunuh Rakyat dengan Minyak Curah!

22 Maret 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden KSPI Said Iqbal berorasi saat memimpin unjuk rasa buruh rasa di depan Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden KSPI Said Iqbal berorasi saat memimpin unjuk rasa buruh rasa di depan Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Massa buruh lintas serikat menggelar aksi demonstrasi di gedung Kementerian Perdagangan RI pada Selasa (22/3). Aksi ini merupakan buntut dari berlarutnya permasalahan minyak goreng.
ADVERTISEMENT
Presiden KSPI Said Iqbal yang memimpin aksi demo ini, menolak langkah pemerintah mengatasi persoalan kelangkaan minyak goreng dengan memberikan alternatif minyak goreng curah.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi belum lama ini mencabut kebijakan HET untuk minyak goreng kemasan dan menggantinya dengan mekanisme harga pasar. Adapun minyak goreng yang disubsidi pemerintah saat ini adalah minyak goreng curah seharga Rp 14.000 per liter.
Said Iqbal menilai kebijakan ini janggal lantaran Kementerian Kesehatan dan Kemendag sendiri pernah mengungkapkan bahaya minyak goreng curah bagi kesehatan.
“Hentikan penjualan minyak goreng curah karena Kemendag dan Kemenkes sendiri mengatakan tahun lalu bahwa minyak curah berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” ujar Said Iqbal dalam aksi demonstrasi itu.
“Jangan bunuh masyarakat dengan minyak curah yang jenuh kolesterol tinggi,” sambungnya.
Pedagang dan agen penyalur minyak goreng curah di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (1/2). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Atas dasar itu, para buruh meminta agar minyak yang dikendalikan harganya adalah minyak goreng kemasan.
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut, menurutnya, bisa direalisasikan dengan cara Menteri Perdagangan mengintervensi para pemain ekspor CPO. Kebutuhan dalam negeri mesti diprioritaskan sebelum melakukan ekspor.
“Kenapa sekarang rakyat dibunuh, membiarkan para penghasil sawit memetik keuntungan,” pungkasnya.
Aksi massa masih berlangsung hingga saat ini. Selain menyanyikan yel-yel organisasi buruh, mereka juga berulang kali meneriakkan agar Mendag Lutfi diganti.
Sementara aksi masih berlangsung, Presiden KSPI Said Iqbal bersama sejumlah perwakilan buruh bersiap melakukan audiensi dengan Kementerian Perdagangan.