Presiden CFA Society Indonesia Ajak Investor Terlibat Investasi ESG

7 Juli 2023 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CFA Society Indonesia 20th Anniversary Conference di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (6/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CFA Society Indonesia 20th Anniversary Conference di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (6/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden CFA Society Indonesia, Pahala Mansury, mengajak investor terlibat berinvestasi di bidang Environment, Social, Governance (ESG). Menurutnya, investasi terkait ESG termasuk populer di pasar modal.
ADVERTISEMENT
Topik mengenai investasi tersebut dibahas dalam seminar perayaan 20 tahun CFA Society Indonesia bertema 'Indonesia’s Transition towards Net Zero'.
“Menurut saya di pasar modal, saat ini salah satu yang paling banyak dibicarakan publik adalah tentang ESG,” ujar Pahala dalam CFA Society Indonesia 20th Anniversary Conference di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (6/7).
Pahala memastikan CFA Society Indonesia menyediakan fasilitas sertifikasi tentang pengembangan investasi ESG. Ia berharap peran investor dalam pencapaian Indonesia mencapai menuju net zero emission.
“Bagaimana pasar modal, investor, semua entitas lain di pasar modal dapat menciptakan peran melalui praktik investasi ESG,” ujar Pahala.
Dalam seminar perayaan 20 tahun CFA Society Indonesia itu ada tiga sesi panel yaitu kolaborasi privat dalam menurunkan emisi untuk mencapai membantu indonesia mencapai net zero, peran dari carbon trading, dan peran investor dalam transisi net zero di industri pasar modal.
CFA Society Indonesia 20th Anniversary Conference di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (6/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Menurut Pahala, pasar modal dan sektor keuangan menjadi salah satu sektor yang ikut andil dalam pengurangan emisi. Pasalnya, jumlah pembiayaan yang diperlukan tak sedikit jika ingin mengurangi emisi sekaligus meningkatkan kapasitas energi.
ADVERTISEMENT
“Dan itulah mengapa topik kedua akan kita bahas adalah bagaimana Indonesia dapat mengembangkan pasar karbon,” ujar Pahala.
Pahala mengatakan pasar karbon Indonesia meluncur pada September tahun ini. OJK tahun ini juga akan menerbitkan regulasi pasar karbon.
“Saya kira kita sudah benar-benar melihat pentingnya pasar karbon dan apa korelasi antara pasar karbon dan pasar modal di Indonesia,” tutur Pahala.
Pahala menilai insentif lintas sektor baik energi maupun pangan diperlukan. Menurutnya, pangan berkontribusi terhadap pembentukan emisi secara signifikan.
Pada kesempatan yang sama, CEO Pertamina New & Renewable Energy, Dannif Danusaputro, memastikan pihaknya komitmen mendukung target pemerintah terkait net zero emission. Hal tersebut dilakukan di tengah kinerja perusahaan dalam memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM).
ADVERTISEMENT
CEO Pertamina New & Renewable Energy Dannif Danusaputro saat acara yang digelar CFA Society Indonesia. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
“Pada saat bersamaan meningkatkan hydrocarbon output untuk tumbuh GDP growth, kita harus melandaikan emisi dan menurunkan meskipun meningkatkan produksi minyak,” ungkap Dannif.
Upaya Pertamina mendukung pengurangan emisi tersebut juga diwujudkan dengan keinginan menjadi pemain di industri kendaraan listrik.
“Kita bakal jadi dominan player untuk Electric Vehicle (EV). Nanti orang akan mengubah dari tadinya beli Pertalite, nanti charging atauswapping baterai,” tutur Dannif.